Seoul (ANTARA) - Akselerator startup dari Korea Selatan, SparkLabs, menilai Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar sehingga startup asal Korea Selatan tertarik masuk.

"Indonesia memiliki penduduk yang besar, terutama anak muda," kata Direktur Program SparkLabs, Heeyon Lee, saat ditemui di Seoul dalam kunjungan program kolaborasi organisasi media ASEAN dan Korea, dari Korea Press Foundation, Rabu.

SparkLabs menilai Indonesia tidak hanya memiliki penduduk muda dalam jumlah besar, namun, banyaknya populasi muda juga berarti banyak talenta.

SparkLabs, sejak berdiri pada 2012 lalu, fokus memberikan pendanaan dan program akselerasi untuk perusahaan rintisan yang berada di tahap benih atau seed stage karena di tahap tersebut, dapat terlihat seperti apa model bisnis perusahaan.

Program akselerasi tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan, termasuk mempercepat kegagalan. SparkLabs melihat jika semakin cepat startup menemui kegagalan, akan semakin cepat pula mereka menemukan solusi sehingga perusahaan dapat berkembang lebih cepat.

SparkLabs setiap tahun memberikan dana kepada 20 hingga 24 startup, besarannya bervariasi, namun, angka minimum yang mereka berikan sebesar 50.000 dolar Amerika.

Pada semester pertama tahun 2019, menurut Lee, SparkLabs sudah memberikan pendanaan untuk 12 startup dan semester berikutnya akan ada 10 hingga 12 startup lagi yang akan diberikan dana.


Baca juga: KAIST Korea tertarik kerja sama startup di ASEAN, termasuk Indonesia

Baca juga: D.Camp Gangnam, membangun mimpi para startup Korea

Baca juga: Menyongsong pemerintahan Dilan

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019