Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya akan melakukan kerja sama dengan lebih dari 40 perusahaan swasta untuk mendorong pertumbuhan investasi khususnya di bidang pariwisata di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, di Surabaya, Rabu, mengatakan saat ini pemkot sudah melakukan kerja sama dengan delapan hotel di Surabaya yakni Hotel Java Paragon, Mercure Grand Mirama, Hotel Arcadia, Singgasana, Swiss Belin, Batiqa, Cendana, dan Bisanta Bidaqara.
"Seiring dengan pertumbuhan nilai investasi di Kota Surabaya, maka melalui kerja sama tersebut masyarakat atau warga diharapkan menjadi bagian dari nilai investasi itu sendiri," kata Eri.
Menurut dia, pihaknya berharap semua hotel, apartemen, dan bangunan mal di Surabaya ini bekerja sama dengan Pemkot Surabaya dengan tujuan bisa mengurangi pengangguran di Kota Surabaya. Selain itu, masyarakat Surabaya tidak menjadi penonton di kotanya sendiri.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berupaya membuka peluang itu agar masyarakat Surabaya bisa masuk dan menjadi bagian dari nilai investasi itu sendiri.
Untuk mewujudkan itu semua, Bappeko bersama dengan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Surabaya akan mengadakan bentuk pelatihan kerja yang tepat dengan harapan setelah lulus nanti, peserta sudah dapat mengikuti standar kerja pada perusahaan tersebut.
"Mereka dilatih dulu sesuai kebutuhan perusahaan itu, misalkan perhotelan, maka apa yang menjadi kebutuhan tenaga di hotel tersebut. Agar mereka benar-benar memang sudah siap terjun kerja," katanya.
Adapun mekanismenya, Eri menjelaskan, Pemkot Surabaya akan melakukan pendataan warga per Rukun Warga (RW). Warga yang belum bekerja akan didata beserta pendidikan dan usia. Dari data itu selanjutnya akan diklasifikasikan sesuai dengan pelatihan apa saja yang siap mereka ikuti. Dengan begitu, diharapkan kerja sama ini bisa tepat sasaran.
"Kita lakukan pendataan, kemudian kita pilah berdasarkan usia dan pendidikannya untuk diikutkan pelatihan sesuai apa yang dibutuhkan perusahaan tersebut," kata Eri.
Meskipun latar belakang pendidikan mempengaruhi klasifikasi, lanjut dia, namun hal ini bukan menjadi alasan saat umurnya sudah sesuai standar. Pemkot Surabaya akan tetap melakukan upaya agar orang itu mendapatkan bidang pekerjaan yang lain.
"Ya kami akan tetap membantu mencari bidang lain, misalkan (bagian) penjagaannya, atau ada di posisi pembuatan sabun, sampo bisa juga," katanya.
Baca juga: Surabaya kondusif, investasi tembus Rp57,37 triliun
Baca juga: Surabaya aman untuk investasi, kata Risma
Baca juga: Surabaya permudah investasi melalui percepatan SPPL
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019