Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengharapkan permukaan kolam penampungan lumpur Lapindo akan turun sekitar 2 hingga 3 meter, setelah lahan di tiga desa di luar peta berdampak yang dilalui aliran lumpur menuju Kali Porong, dibebaskan.
Hal itu dikemukakan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis, sebelum bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Permukaan lumpur akan turun 2-3 meter. Lumpur-lumpur digelontorkan dan ditampung di muara," katanya.
Ia mengatakan penggelontoran lumpur ke Kali Porong akan lebih lancar setelah tiga desa yang terletak di antara tanggul sebelah selatan dengan Kali Porong dibebaskan.
"Itu (pengaliran ke Kali Porong) dilakukan supaya tanggul-tanggul tidak runtuh," katanya.
Ia mengatakan pengaliran ke Kali Porong itu adalah penyelesaian supaya tidak ada malapetaka yang lebih besar lagi.
"Kategorinya adalah force majeur, tetapi kemarin ini Kali Porong tidak bisa menampung sehingga ada tekanan di tanggul bagian barat, utara. Itu juga tak seperti air bah, kok. Airnya pelan-pelan, malah harus didorong," katanya.
Pada kesempatan itu dia juga menjelaskan mengenai pembangunan kompleks pertambakan sepanjang 15 kilometer
"Kalau dikelola akan menghasilkan banyak uang," ujarnya.
Seiring dengan berlanjutnya musim hujan, volume lumpur Lapindo dalam kolam penampungan meningkat sehingga tanggul jebol.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah memutuskan untuk membebaskan tiga desa --Besuki, Penjarakan, Gedungjingkring-- yang terletak di luar peta terdampak.
Pemerintah juga memutuskan untuk tetap berpegang pada Peraturan Presiden Nomor 14/2007 dalam menangani kasus Lapindo. Disebutkan bahwa pemerintah membutuhkan dana Rp700 miliar untuk membebaskan tiga desa itu.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008