Kalau untuk Jakarta sebetulnya dampaknya belum seriusJakarta (ANTARA) - Wilayah di Provinsi DKI Jakarta masih aman dari ancaman kekeringan ekstrem yang sudah melanda beberapa daerah di Indonesia akibat musim kemarau, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Subejo.
"Kalau untuk Jakarta sebetulnya dampaknya belum serius, mungkin hanya beberapa daerah tertentu. Daerah yang belum masuk jaringan PDAM, yang masih pakai sumur," ungkap Subejo ketika dihubungi, Rabu, di Jakarta.
Namun, meski saat ini Jakarta dan wilayah sekitarnya masih belum merasakan dampak dari musim kemarau panjang, beberapa daerah memiliki potensi mengalami kekeringan.
Baca juga: 29.913 hektare sawah di Jawa Barat terdampak kekeringan
Daerah-daerah tersebut adalah Halim dan Pulogadung di Jakarta Timur, Ciganjur, Lebak Bulus, Manggarai, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Pakubuwono, Setiabudi, Karet, dan Ragunan untuk wilayah Jakarta Selatan.
Selain itu, di Jakarta Utara yang memiliki potensi adalah Tanjung Priok, Sunter, dan Teluk Gong, sementara Kembangan, Kedoya Selatan, Tomang Barat, dan Cengkareng untuk Jakarta Barat.
Di Jakarta Pusat sendiri daerah Cideng, Kemayoran, dan Waduk Melati.
Subejo sendiri mengatakan bahwa berkaca dari pengalaman pada 2015 saat beberapa wilayah di Jakarta Barat seperti Tegal Alur dan Kamal mengalami kekeringan, mereka sudah bersiaga bila warga yang bukan pelanggan PAM mengalami masalah air bersih.
Baca juga: Tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat hadapi dampak kekeringan
Namun, menurut Subejo, sampai saat ini belum ada warga yang melaporkan adanya kekeringan.
"Sampai saat ini kami di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) masih belum ada laporan mengenai wilayah yang masyarakatnya mengalami krisis air," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2019.
Baca juga: Musim kemarau, kasus kebakaran di DKI meningkat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019