"Hal ini menandakan bahwa vanili Sulut sangat diminati baik pembeli lokal maupun internasional, walaupun dengan harga yang cukup fantastik
Manado (ANTARA) - Harga "emas hijau" julukan untuk komoditas vanili di sentra perdagangan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih bertahan di angka Rp2,5 juta per kilogram.
"Harga vanili yang sangat baik ini, belum mampu dirasakan petani karena stok tidak ada," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Hanny Wajong di Manado, Rabu.
Hanny mengatakan harga ini cukup bertahan karena stok di tangan petani hampir tidak ada, sedangkan permintaan pasar cukup tinggi. Ia berharap harga sejumlah komoditas perkebunan di Sulut akan tetap berpihak pada petani.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut Darwin Muksin mengatakan tahun lalu vanili di provinsi tersebut sempat dibeli pembeli dari Polandia dengan harga Rp4,5 juta per kilogram.
"Hal ini menandakan bahwa vanili Sulut sangat diminati baik pembeli lokal maupun internasional, walaupun dengan harga yang cukup fantastik," ujarnya.
Namun, kata dia, saat ini produk vanili sangat sedikit di tangan petani dan pedagang pengumpul di Sulut. Karena, katanya, sudah sangat sedikit petani yang menanam vanili akhir-akhir ini karena sempat anjlok beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan pemerintah akan memfasilitasi para pengekspor mendapatkan pasar baru.
Baca juga: Mengembalikan kejayaan vanili, emas hijau, Temanggung
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019