Tokyo (ANTARA News) - Lautan yang memisahkan Jakarta dan Tokyo, ternyata tidak menghalangi Wakil Presiden Wapres) Jusuf Kalla untuk tetap mengikuti perkembangan politik di tanah air yang petang ini terus berupaya mencari kata sepakat dalam mengesahkan RUU Pemilu, setelah sebelumnya mengalami penundaan berkali-kali. "Coba lihat ini (sembari memperlihatkan telepon genggamnya), dari tadi saya ditelepon terus hingga batareinya habis," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar itu kepada ANTARA News sesampainya di Hotel Imperial, Tokyo, Rabu malam. Jusuf Kalla dan rombongan baru saja menyelesaikan perjalanannya dari Osaka dan Nagoya dan kini ke Tokyo dengan menumpang kereta api super cepat, Shinkansen. Di Tokyo Kalla dijadwalkan bertemu dengan PM Jepang Yasuo Fukuda Wapres mengakui kalau dirinya justru mendorong agar segera tercapainya kata sepakat antara pemerintah dan DPR sehingga bisa mengesahkan secepatnya RUU Pemilu sesuai batas waktu yang ditetapkan, yakni hari Kamis (28/2) besok. "Saya mendorong agar RUU Pemilu itu cepat selesai. Jadi tidak benar kalau Golkar ingin memperlambat pengesahan RUU Pemilu itu," kata Kalla lagi. Kalla menegaskan bahwa Golkar menyadari pentingnya RUU itu diselesaikan, mengingat waktu persiapan pemilu yang kian pendek, sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu jalannya pesta demokrasi rakyat. Pengesahan Pemilu sangat diperlukan, guna memberikan persiapan yang matang bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyelenggarakan Pemilu pada April 2009. Proses pengesahan mengalami kebuntuan dan saat ini forum lobi terus berlangsung untuk mencapai kata sepakat, namun tetap terlihat terbukanya kemungkinan melakukan voting untuk mengesahkan RUU Pemilu. Pemerintah sendiri nampaknya siap, sementara parpol di DPR justru terpecah suaranya, yang menurut pandangan pengamat pemilu dari Cetro, Hadar Gumay, akibat DPR terlalu ngotot untuk mengubah banyak aturan dari UU Pemilu sebelumnya. Menurut Ketua DPR RI Agung Laksono di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu, Golkar tetap optimistis menyelesaikan RUU, meski mengakui masih tersisa enam hal yang belum tuntas, yaitu daerah pemilihan (Dapil), electoral threshold atau batas minimum perolehan suara, sisa suara, pembagian kursi, penentuan calon pemilih serta alokasi kursi setiap Dapil. "Jika forum lobi ini tidak juga menghasilkan kesepakatan untuk menuntaskan enam hal tadi, maka pengambilan keputusan akan dilakukan melalui pemungutan suara," kata Agung Laksono. Wapres yang muncul bersama Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar dan Menteri Perindustrian, pengusaha Sofjan Wanandi di Hotel Imperial, baru saja bertemu dengan manajemen Matsushita Electric, pemilik merk Panasonic, dan Toyota Motors Corp. Pertemuan itu memang mencari kesepakatan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor produk otomotif dan elektronik. Jusuf Kalla sendiri akan bertemu dengan PM Jepang yasuo Fukuda pada Kamis (28/2) besok, sebelum bertolak menuju tanah air keesokan harinya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008