Padang (ANTARA News) - Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Kerajaan Pagaruyung, Minangkabau, Sumatera Barat, H. Sutan Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mangkuto Alam, akan menyerahkan gelar kehormatan Sangsako Adat bagi 10 tokoh nasional, termasuk Emil Salim, yang dinilai berjasa terhadap adat dan budaya Minangkabau.

"Saluaksebagai simbol dari gelar sangsako akan dikenakan ke kepala 10 tokoh nasional itu dalam upacara adat di Istano Si Linduang Bulan, Tanah Datar," kata Sutan Muhammad Taufiq Thaib di Batusangkar.

Saluak adalah penutup kepala secara adat Minangkabau, dan akan diserahkan kepada 10 tokoh tersebut pada Sabtu.

Kesepuluh tokoh tersebut adalah Emil Salim yang mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Des Alwi (pengusaha dan sejarahwan), Taufik Abdullah (sejarahwan), Taufik Ismail (sastrawan), Hasyim Djalal (diplomat), Syafrudin Bahar (sosiolog), Harun Zain, Januar Muin (mantan General Manager PLN) dan Fadlin Zon (peneliti dan politisi).

Kecuali Des Alwi, sembilan tokoh nasional itu merupakan putra asal Minangkabau uang telah berkiprah di tingkat dan internasional.

Dalam kiprahnya itu, kesepuluh tokoh itu diniali banyak memberikan kontribusi bagi pengembangan dan pengenalan adat budaya Minangkabau dan sejarah Kerajaan Pagaruyung baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dalam upacara adat itu, Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Kerajaan Pagaruyung, H Sutan Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mangkuto Alam akan memasangkan "Saluak" diatas kepala 10 tokoh nasional tersebut.

Acara penganugerahan gelar kehormatan (sangsako) atau gelar adat Minangkabau dilakukan di Istana Bassa Pagaruyuang, namun karena Istana itu sedang dalam pembangunan setelah terbakar Februari 2007, maka upacara dilangsungkan di Istana Si Linduang Bulan, katanya menambahkan.

Sejumlah tokoh nasional, juga telah menerima gelar sangsako dari Pagaruyuang, termasuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI 2001-2004), sedangkan Taufik Kiemas mendapat gelar Datuak Sako Minangkabau. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009