Parit Malintang (ANTARA) - Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup (BPDASLH) Agam Kuantan bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja menanam lima ribu batang pohon mangrove di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
"Kegiatan ini serentak dilakukan di 12 provinsi di Indonesia yang mana pusatnya nanti di Manado," kata Kepala Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup Agam Kuantan Nursida saat penanaman pohon mangrove dalam kegiatan Gerakan Nasional Peduli Mangrove di Pantai Tiram, Ulakan Tapakis, Selasa.
Ia mengatakan penanaman tersebut tidak saja untuk memulihkan mangrove yang rusak namun juga menghadapi perubahan iklim serta mitigasi bencana tsunami yang mengancam daerah itu.
Ia menyampaikan tanaman mangrove dapat membantu menghambat kuatnya gelombang tsunami hingga 90 persen sehingga dengan penghijauan tersebut dapat membantu masyarakat terhindar dari bencana itu.
"Apalagi Sumbar yang berada di pesisir pantai bahkan disebut sebagai etalase tsunami," katanya
Ia mengatakan tergeraknya OASE Kabinet Kerja untuk berpartisipasi menanam mangrove tersebut karena banyaknya tumbuhan itu di Indonesia yang rusak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar Siti Aisyah menyebutkan hutan mangrove terbesar di daerah itu mulai dari Mentawai, Pasaman Barat, Padang Pariaman.
"Kerusakannya mulai dari rusak parah hingga ringan, sedangkan yang parah berada di daerah perkotaan," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya ke depan akan mendata kembali mangrove di daerah itu serta mulai dari pemanfaatan dari segi tata ruang.
Sementara itu Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengatakan penanaman mangrove tersebut dapat membantu pihaknya tidak saja menjaga lingkungan namun juga menjaga antisipasi bencana di daerah itu.
"Selain itu BNPB juga akan membuat program yang sama di Padang Pariaman, oleh karena itu kami bersyukur atas program yang dipusatkan di Padang Pariaman untuk mitigasi ini," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya sudah menyosialisasikan kepada masyarakat terkait mitigasi bencana, sedangkan untuk shelter pihaknya memanfaatkan gedung dan masjid yang dirancang dapat bertahan 9 skala richter.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019