Tangerang (ANTARA News) - Ari Setiawan (11), anak pasangan Ernawati (30) dan Nur Ali (35), sejak lahir memiliki kulit bersisik di sekujur tubuhnya dan jari di kedua tangan dan kakinya tumbuh secara berdempetan.
"Ari sejak lahir sudah mengalami kelainan penyakit kulit bersisik, penyakit tersebut terus tumbuh hingga sekarang," kata Sarpan (51), kakek korban, di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu.
Selama ini, Ari tinggal bersama Sarpan di Jalan Palem Indah RT 07/01 Nomor 6 di Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Banten.
Sarpan mengatakan, cucunya yang berusia 11 tahun tersebut mengalami kelainan pada kulitnya, seperti ular yang sedang ganti kulit.
Sarpan menuturkan, saat Ari lahir dari rahim ibunya langsung dibawa ke rumah sakit karena mengalami kelainan pada kulitnya, namun dari hasil diagnosa dokter saat itu tidak diketahui penyebab maupun nama penyakit tersebut.
Sarpan menceritakan, pihak keluarga sudah beberapa kali membawa cucunya ke rumah sakit, namun hasil diagnosa dokter tetap tidak membuah hasil.
Pada akhirnya, pihak keluarga menyerah karena faktor keterbatasan dana, sehingga Ari hanya diobati dengan cara diolesin salep kulit, agar kondisinya tetap basah.
Kondisi kulit bersisik yang dialami Ari menjalar di sekujur tubuhnya, bahkan kulit kepalanya pun mengalami hal serupa, dan akibatnya rambut yang tumbuh hanya sedikit.
Selain itu, mata kanan bocah yang tidak bersekolah tersebut mengalami rabun sejak kecil, dan kelopak matanya terbuka. Sarpan merasa sangat sedih karena tidak ada sekolah yang mau menerima Ari untuk mengikuti pelajaran, seperti layaknya anak seusianya.
"Padahal, Ari ingin sekali sekolah merasakan masa kanak-kanak," katanya.
Di tempat kediamannya pun, Ari tidak punya teman untuk bermain karena merasa tidak percaya diri dan banyak orang yang menjauhi, sehingga aktivitas kesehariannya diisi dengan bermain sendiri atau ditemani sanak saudaranya.
Ari sangat jarang keluar rumah karena tidak ada teman bermain dan hanya memainkan mobil-mobilan atau kapal.
Namun demikian, Ari tidak pernah mengeluh sakit atau demam tinggi, dan sejauh ini hanya mengeluhkan matanya karena mengalami gangguan pandangan, demikian Sarpan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008