Jakarta (ANTARA) - Kesalahan dalam pemberian label pada sampel pemeriksaan kesehatan bisa terjadi karena kelalaian petugas medis di laboratorium klinik yang menyebabkan hasil tes tidak akurat.
Dokter spesialis patologi klinik dari RS St Carolus dr Bettia M Berawi Sp.PK di Jakarta, Selasa, mengemukakan biasanya kelalaian manusia yang terjadi pada proses penyelesaian pemeriksaan kesehatan di laboratorium yaitu memberikan label nama pasien bukan pada sampel yang sesuai pemiliknya.
"Yang paling sering terjadi adalah kesalahan pelabelan, memastikan bahwa ini benar milik pasien yang diperiksa," kata Bettia.
Kesalahan pelabelan pada sampel uji kesehatan milik seseorang menjadi sangat penting dan harus dikurangi.
Namun, Bettia menyebutkan dengan adanya sistem otomasi di mana proses penyelesaian pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh mesin secara keseluruhan, kesalahan manusia seperti salah pelabelan bisa dikurangi.
Teknologi Total Laboratory Automation (TLA) yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Abbott dapat mempercepat hasil tes laboratorium, meningkatkan kualitas proses pengerjaan serta efisiensi tenaga kerja dalam lima bulan.
Abbott bekerja sama dengan perusahaan laboratorium klinik Prodia dalam penggunaan sistem TLA guna mempercepat proses sampel yang ada di laboratorium.
Selain itu TLA juga dapat menurunkan kesalahan manusia, kualitas yang dihasilkan jauh lebih baik, sekaligus efisiensi dalam proses laboratorium, dan menyederhanakan alur kerja di laboratorium.
Penambahan otomasi atau penggunaan mesin otomatis ke dalam pengujian laboratorium diagnostik didesain untuk membantu mengurangi waktu penyelesaian suatu hasil pemeriksaan.*
Baca juga: Periksa kesehatan laboratorium dianjurkan dengan konsultasi dokter
Baca juga: Dokter anjurkan periksa kesehatan laboratorium setahun sekali
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019