Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah membentuk Tim Reaksi Cepat Siaga Kemarau (TRCSK) yang melibatkan sejumlah dinas terkait untuk menangani segala dampak musim kemarau seperti kekeringan melanda areal pertanian maupun masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih.
"Kami tangani cepat apa yang menjadi persoalan yang dilaporkan warga," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, TRCSK itu bertugas untuk memberikan pelayanan cepat terkait pengaduan kekeringan di suatu daerah yang diakibatkan musim kemarau yang saat ini sudah melanda Garut hampir dua bulan.
Tim TRCSK itu, kata dia, terdiri dari Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Pemadam Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Baznas Garut, PDAM serta Dinas Pemukiman.
Ia menyebutkan, persoalan yang seringkali terjadi di musim kemarau di antaranya kebutuhan air bersih, kekurangan pangan, kebakaran hutan dan kekeringan areal pertanian karena tidak ada hujan.
"Seperti kelangkaan air bersih, Pemkab Garut menyediakan beberapa kendaraan tangki air bersih yang siap dipasok ke daerah-daerah yang membutuhkan air bersih," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera menyampaikan berbagai persoalan dampak kemarau dengan melaporkannya langsung ke kantor pemerintah desa, kecamatan maupun Pemkab Garut untuk secepatnya ditangani.
"Silakan laporkan ke Pemkab Garut, menghubungi kepala desa atau ke kantor camat, nanti tim Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalop) BPBD untuk secepatnya menangani laporan tersebut," katanya.
Terkait daerah mana saja yang sudah terdampak kemarau, Helmi menyebutkan ada beberapa kecamatan yang berpotensi terkena dampak kemarau yakni Kecamatan Karangpawitan, Leuwigoong, Selaawi, Malangbong, Cibiuk, Cilawu, Bungbulang,
Pakenjeng, Pamulihan, dan Kecamatan Sukaresmi.*
Baca juga: BPBD Garut: Kemarau belum timbulkan rawan air bersih
Baca juga: Kekeringan mulai melanda lahan pertanian di Garut
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019