Kedua atlet tersebut atas nama Raiden Raga dan Shahnaz Mumtaz. Keduanya diharapkan dapat menorehkan prestasi terbaiknya demi mengharumkan nama bangsa.
"Mereka telah punya bekal dan pengalaman berlaga di even internasional," kata pelatih BMX DKI Jakarta Priyo Susanto, Selasa.
Yang terbaru adalah keikutsertaan keduanya pada kejuaraan Asia BMX Championship yang digelar di Malaysia, April 2019.
Shahnaz berhasil merebut podium kedua, sedangkan Raiden berhasil naik podium keempat.
Satu-satunya kendala yang dikhawatirkan Priyo akan kesiapan kedua atletnya ialah perbedaan zona waktu antara Indonesia dengan Belgia.
"Khawatirnya mereka 'jetlag', karena saat jam bertanding itu kira-kira waktu tidur kalau di Indonesia," katanya.
Agar hal tersebut tak menjadi hambatan, Priyo mengantisipasi dengan membiasakan kedua atletnya beraktivitas pada pukul 2.00 hingga 3.00, yakni waktu perkiraan pertandingan saat kejuaraan berlangsung.
"Sekadar latihan sepeda statis, yang penting mereka terbiasa dulu dengan perbedaan waktunya," kata Priyo.
Pembiasaan ini dilakukan sejak di Tanah Air karena kontingen tiba di Belgia hanya beberapa hari jelang pertandingan, sehingga masa adaptasinya terbilang singkat.
Sementara itu sang atlet, Shahnaz Mumtaz (13), justru mengkhawatirkan perbedaan cuaca Belgia dengan Indonesia.
"Ini pertama kalinya ke Eropa, pasti cuacanya berbeda," katanya.
Shahnaz yang mematok bisa memboyong gelar juara itu mengaku menyegani calon lawan yang berasal dari Belanda dan Inggris.
Pebalap asal kedua negara itu disebutnya memiliki keunggulan dalam penguasaan teknik, kondisi fisik, serta kekuatannya.
"Olahraga di kedua negara itu berkembang pesat, tapi saya tetap optimistis bisa meraih gelar juara," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019