Cirebon (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendata sebanyak 23 kecamatan yang berpotensi mengalami krisis air bersih pada musim kemarau ini.
"Ada 63 desa dari 23 kecamatan yang berpotensi krisis air bersih," kata Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman di Cirebon, Selasa.
Eman mengatakan puluhan kecamatan di Kabupaten Cirebon itu berpotensi dilanda krisis air bersih akibat kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
Pada musim kemarau ini lanjut Eman, cakupan wilayah kekeringannya lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Di mana tahun lalu hanya terdampak pada 12 kecamatan.
Untuk itu kata Eman, pihaknya akan berupaya mengatasinya dengan menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah kecamatan yang sudah dilanda krisis air bersih.
"Pada tahun lalu kita menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1,7 juta liter, itu total selama kemarau," ujarnya.
Eman menambahkan untuk saat ini beberapa desa sudah mengajukan untuk bantuan air bersih di antaranya Kreyo, Klangenan, Slangit, Gebang Ilir, Greged dan Waled.
Selain penyaluran air bersih kata Eman, solusi lainnya untuk mengurangi dampak krisis air bersih adalah membuat sumur pantek, akan tetapi ini memiliki risiko tinggi terhadap lingkungan sekitar.
"Sumur pantek itu harus digali dalam, biasanya kerja sama dengan BMKG, tapi ada dampaknya terhadap lingkungan," katanya.
Baca juga: 15 kecamatan di Cirebon krisis air bersih
Baca juga: Cirebon masih berpotensi kekeringan ekstrem
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019