Beijing (ANTARA News) - Beberapa ilmuwan mengatakan pola permukaan 'Planet Merah' mengisyaratkan adanya air tanah pada masa lalu, saat curahan air tawar mengisi ngarai curam, sehingga membentuk resapan endapan dan menyatukan banyak jalur besar, demikian menurut laporan media, Selasa. "Air tanah barangkali memainkan peran utama dalam pembentukan banyak hal yang kita saksikan di permukaan Mars," kata George Postma, ahli sedimentologi di Utrecht University di Belanda. Para ilmuwan menduga samudra luas pernah menutupi sepertiga Planet Mars, dan gambar belum lama menunjukkan bahwa kantung-kantung air mungkin masih tersembunyi di bawah permukaan 'Planet Merah' tersebut. "Air sangat penting bagi kehidupan. Jadi tanda air bawah tanah sekarang --dan jumlah air yang jauh lebih banyak pada masa lalu -- menunjukkan Mars dulu, atau mungkin masih, dapat ditinggali, setidaknya oleh mikroorganisme," katanya, seperti dikutip Xinhuanet. Postma mengatakan waduk air semacam itu barangkali membentuk ngarai, dan sehingga menimbulkan timbunan lapisan sedimen seperti anak-tangga di Mars yang menghasilkan kawah di seluruh planet tersebut. "Air tanah adalah waduk penting dalam lingkaran air global di Mars dan memainkan peran penting dalam ... pengubahan lapisan batu," kata Allan Treiman, ilmuwan di Lunar and Planetary Institute di Houston. Di Valles Marineris, tempat jurang berjarak 4.000 kilometer membuat Grand Canyon jadi kelihatan kerdil membentang di seluruh Mars, Allan Treiman menduga ia telah menemukan lebih banyak bukti mengenai air tanah dalam pekerjaannya. Ngarai Valles Marineris terbentuk ketika lempeng batu yang sangat besar tercabut dan tengelam, sehingga menciptakan jalur besar dalam prosesnya. Gambar dari pesawat antariksa mengenai bentuk permukaan memperlihatkan celah seperti jembatan, yang diduga Treiman terisi air tanah yang kaya akan mineral antara 3,5 juta dan 1,8 miliar tahun lalu. "Penafsiran ini menunjukkan cairan itu stabil di atau di dekat permukaan Mars ketika daerah celah terbentuk," kata Treiman. Ia menyatakan hanya cuaca "basah hangat" di Mars dapat menghasilkan timbunan tersebut. "Keberadaan cairan penting bagi pendapat mengenai sejarah Mars saat ini," kata Treiman, "dan merupakan inti bagi potensi untuk hidup di Mars." (*)

Copyright © ANTARA 2008