“Namun, tak banyak orang di Kepri yang fasih berpantun. Apalagi berpantun pada acara pesta pernikahan. Kalau di Pulau Bintan ini ada kurang dari 20 orang pemantun pernikahan. Mulai dari usia 25 tahun sampai yang paling senior, Tok Ali,” ujar Al Naziran Syahputra, seorang penggiat pantun pernikahan di Kepri, Selasa.
Pria yang akrab disapa Al ini memang sejak beberapa tahun terakhir, aktif di dunia pantun pernikahan dan pantun pada perhelatan pernikahan di Kepri semakin digemari masyarakat.
“Masyarakat Kepri mulai sadar budaya, hingga pantun tak lagi terlepas dari perhelatan pernikahan. Sekarang orang-orang sudah sadar pentingnya pantun pernikahan, jadi kalau cari pemantun dua atau tiga bulan sebelum acara. Kalau dekat-dekat hari, sudah susah,” sebut Al.
Apalagi sebelum bulan Ramadhan, setelah Idul Fitri hingga Idul Adha, menjadi momen yang dianggap musim pernikahan.
Pada Juni lalu saja, Al mengaku sudah berpantun di 28 acara pernikahan. Bahkan, Ia sendiri sudah punya jadwal hingga Februari 2020 mendatang.
Dalam satu hari, ia bisa menjadi pemantun di dua hingga tiga pernikahan. Karena tak banyak pemantun pernikahan di Kepri, Al mengaku kerap berbalas pantun dengan orang-orang yang sama. Sebut saja Tamrin Dahlan, Syafarilis, Al Mukhlis, Murni hingga bersama Tok Ali Ipon.
"Mereka adalah orang-orang yang berperan aktif melestarikan budaya pantun di Kepri," kelasnya.
Ayah dua anak ini mengaku senang menjadi pemantun. Selain dapat melestarikan budaya Melayu, juga dapat menjadi saksi sejarah dalam perjalan hidup pengantin.
Untuk menularkan kegemaran berpantun, terutama pada kaum muda, Al kerap mengunggah aktivitasnya berpantun ke media sosial.
"Mudah-mudahan ke depan ramai pemantun-pemantun muda di Kepri, khususnya untuk pemantun di perhelatan pernikahan. Agar tak hilang tradisi melayu ini," tuturnya.
Baca juga: Anwar Ibrahim terkesan dengan pantun Gubernur Sumbar
Baca juga: Bamsoet lontarkan pantun untuk Jokowi-Prabowo
Pewarta: Ogen
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019