Mereka (pedagang liar) sulit diberantas
Jakarta (ANTARA) - Pengelola Masjid Istiqlal mengeluhkan keberadaan pedagang liar yang berkeliaran di sekitar masjid tersebut karena mereka kerap berpura-pura jadi jamaah. 

"Mereka (pedagang liar) sulit diberantas. Selain karena kerap berpura-pura jadi jamaah, kami juga kekurangan SDM," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Masjid Abu Hurairah Abdul Salam di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa.

Dari pantauan Antara, para pedagang liar banyak ditemukan di akses masuk Masjid Istiqlal dari arah Juanda. Mereka berjualan barang-barang seperti kacamata hitam dan mainan anak.

Baca juga: Nasaruddin: cagar budaya Masjid Istiqlal segera direnovasi

Sementara itu, di dekat pintu masuk masjid banyak ditemukan pedagang kantong plastik hitam untuk menyimpan sandal bagi para pengunjung.

Para pedagang kantong plastik ini cukup agresif mendekati para pengunjung yang datang. Baik pengunjung asal dalam negeri maupun luar negeri, tidak luput dari bujukan mereka.

Abu juga menuturkan harapannya agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat lebih banyak memberi bantuan untuk operasional masjid karena untuk kegiatan sehari-hari menelan banyak biaya.

Baca juga: Menkominfo Rudiantara minta maaf apabila kebijakannya mengganggu

"Selama ini sih Pemda bantu dengan mengirim orang untuk bersih-bersih sepekan sekali, atau dua kali. Alhamdulillah sih, tapi kalau bisa mereka juga bantu operasional masjid, kan (masjid) ini ada di Jakarta," ujarnya.

Dari penuturannya, Abu menyampaikan bahwa Masjid Istiqlal menerima dana operasional sebesar Rp10 miliar per tahun. Namun jumlah itu masih belum ideal.

 

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019