Lebak (ANTARA) - Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Banten, mengapresiasi penerimaan siswa baru tahun ajaran 2019-2020 jenjang Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (Mts) melebihi target yang ditentukan.
"Kita terus meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan berbasis madrasah," kata Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Lebak Sudirman di Lebak, Selasa.
Berdasarkan laporan penerimaan siswa baru (PSB) jenjang MA dan MTs melebihi target dari 250 siswa menjadi 300 siswa per madrasah.
Masyarakat Kabupaten Lebak mulai tertarik pendidikan berbasis madrasah, karena memiliki keunggulan d antaranya pembentukan karakter akhlak yang mulia.
Pendidikan berbasis madrasah, selain mengajarkan mata pelajaran nasional juga kurikulum agama Islam. Karena itu, masyarakat lebih mempercayai anak-anaknya menerima pendidikan berbasis madrasah.
Selain itu juga tenaga pendidik guru madrasah kebanyakan menyandang sarjana kependidikan (S-1). Bahkan, di antaranya terdapat tenaga pendidik menyandang S-2 dan S-3.
Disamping itu juga guru madrasah sangat profesional dengan 1.500 guru sudah bersertifikasi dan memiliki kompetensi kependidikan. "Kami mendorong guru madrasah terus meningkatkan kualitas dan mutu," ujarnya.
Ia mengatakan, jumlah sekolah berbasis madrasah mulai RA, MTs, dan MA di Kabupaten Lebak berstatus negeri sebanyak delapan unit dan swasta 654 unit, sedangkan jumlah tenaga pendidik sebanyak 6.471 orang dan siswa 66.103 orang.
Selama ini, pendidikan madrasah yang dikelola oleh Kementerian Agama tidak bisa dipandang sebelah mata, karena banyak para siswa-siswa menoreh prestasi di berbagai lomba akademisi di tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional.
Bahkan, di antaranya siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) berprestasi tingkat nasional setelah menjuarai Hafid Al Quran yang berlangsung di Bengkulu.
Selain itu juga banyak lulusan Madrasah Aliyah (MA) diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga akademi militer dan kepolisian.
"Keberhasilan prestasi itu tentu tidak lepas profesionalisme guru yang membimbing hingga proses kegiatan belajar mengajar (KBM)," katanya menjelaskan.
Untuk meningkatkan profesionalisme guru madrasah, pihaknya mengoptimalkan pelatihan, workshop, bimtek tentang kependidikan (pedagogik) di masing-masing kelompok kerja madrasah (KKM).
Selain itu juga guru harus mampu mengoperasikan informasi teknologi (IT), karena menjadikan tuntutan untuk menguasai teknologi tersebut. Apabila, tenaga pendidik itu tidak mampu mengoperasikan IT maka akan ketertinggalan karena guru membuat kisi-kisi soal mata pelajaran hingga mengisi soal menggunakan daring (online).
Mereka guru yang masuk kategori profesionalisme itu cukup berat dan mereka akan diuji oleh dosen dari UIN Serang, UIN Jakarta, UIN Bandung dan UIN Yogyakarta, diantaranya harus mampu mengoperasikan IT untuk mengisi soal-soal kependidikan.
Selanjutnya, soal-soal yang diisi melalui daring harus dipertanggungjawabkan untuk diuraikan kembali, maksud dan tujuan serta pengertian secara harfiah maupun etimiloginya.
Selain itu juga akan ditinjau kembali bagaimana pola penyampai materi pendidikan terhadap siswa di kelas dan mereka akan disupervisi oleh penguji. "Tahun lalu guru yang mengikuti ujian profesionalisme sebanyak 450 orang, namun yang berhasil lulus 88 guru," katanya.
Baca juga: UAMBN-BK tingkat MTS hari pertama di Lebak lancar
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019