New York (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan pada akhir 2008 separuh dari 6,7 miliar orang di seluruh dunia sudah akan tinggal di daerah perkotaan. Menurut DESA, badan PBB yang menangani masalah kependudukan, ekonomi dan sosial, seperti yang disampaikan direkturnya, Hania Zlotnik, di New York, Selasa, peningkatan jumlah penduduk di perkotaan pada masa mendatang akan lebih banyak terjadi di negara-negara Asia dan Afrika. "Menurut data terakhir yang terkandung dalam laporan, urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) sedang meningkat di mana-mana," kata Zlotnik. Laporan revisi tahun 2007 tentang Prospek Urbanisasi Dunia yang dibuat oleh DESA (Department of Economic and Social Affairs) menyajikan perkiraan dan proyeksi resmi sampai tahun 2050 yang dibuat PBB tentang penduduk perkotaan dan pedesaan di semua negara di dunia. Saat menyampaikan laporan PBB tersebut, Zlotnik menyatakan perkiraannya bahwa kondisi urbanisasi di semua wilayah di dunia akan sama. "Kendati Asia dan Afrika memiliki wilayah perkotaan yang paling sedikit, mereka sebenarnya menggambarkan sebagian besar populasi perkotaan di dunia," katanya. Zlotnik juga menyebutkan bahwa pertumbuhan populasi perkotaan pada tahun-tahun mendatang akan banyak terjadi di Asia dan Afrika. Saat ini terdapat 1,6 miliar orang di Asia tinggal di wilayah perkotaan dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 1,8 miliar jiwa dalam 40 tahun ke depan. Urbanisasi di China akan meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu dari saat ini yang mencapai 40 persen diperkirakan menjadi 70 persen pada tahun 2050, yaitu sekitar 1 miliar orang. Di India, menurut laporan DESA, saat ini 30 persen dari populasi negara tersebut tingal di wilayah perkotaan, yang jumlah penduduknya mencapai lebih cari 300 juta orang. Pada tahun 2050 nanti, diperkirakan akan ada 900 juta orang atau 55 persen populasi India yang sudah akan hidup di perkotaan. Sementara di Afrika, kata Zlotnik, populasi penduduk perkotaan diperkirakan akan menjadi tiga kali lipat dalam kurun waktu 40 tahun ke depan, yaitu dari 340 juta menjadi 900 juta orang. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008