Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) HM Lukman Edy mengajak kalangan pemuda terlibat dalam upaya mengangkat daerah tertinggal. Lukman Edy mengemukakan hal itu saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Workshop Paradigma Baru Kewirausahaan Pemuda yang digelar DPP KNPI di Jakarta, Selasa. Dikatakannya, kalangan organisasi pemuda dapat mengambil peran dalam upaya pembangunan daerah tertinggal terutama pada kegiatan pemberdayaan masyarakat. Ia mengatakan dalam bidang pemberdayaan masyarakat, Kementerian PDT mengharuskan dalam pelaksanaannya terdapat komponen pendampingan atau fasilitator agar masyarakat dapat memanfaatkan setiap program atau bantuan dengan sebaik-baiknya. "Pendampingan dilakukan oleh mereka yang kami anggap mempunyai bakat kewirausahaan dan mampu mengorganisir masyarakat setempat," katanya. Tanpa kewirausahaan, lanjut Lukman Edy, para pendamping akan terjebak dalam kegiatan yang bersifat proyek atau amal dan tidak bisa membawa masyarakat pada kemandirian. Dikatakannya, kebutuhan akan fasilitator masih sangat banyak karena PDT masih mempunyai 32 ribu desa tertinggal yang harus ditangani. "Biasanya, kumpulan dari calon pendamping ini berasal dari organisasi pemuda karena di sana mereka ditempa berorganisasi. Dengan sedikit tambahan pengetahuan teknis, mereka mampu menjadi fasilitator," katanya. Sebagai organisasi yang memiliki basis anggota di seluruh daerah di Indonesia, kata Lukman Edy, KNPI memiliki peran strategis untuk ikut andil dalam pemberdayaan masyarakat guna membangun daerahnya. Sementara itu Ketua Umum DPP KNPI Hasanuddin Yusuf menyatakan, workshop yang digelar pihaknya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan pemuda yang menurut dia merupakan salah satu solusi kongkrit mengatasi kemiskinan dan pengangguran. "Ini akan membuat pemuda lebih mandiri. Kita beri kailnya, agar mereka berupaya mencari ikannya. Bagi kami, pemberian subsidi langsung tidak akan menyelesaikan masalah, justru menimbulkan ketergantungan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008