Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Selasa sore tetap menguat hingga dibawah angka Rp9.100 per dolar AS, karena pelaku pasar terus aktif membeli rupiah, seiring dengan timbulnya kekhawatiran terjadi resesi terhadap AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp9.083/9.085 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.110/9.176 per dolar AS atau naik 27 poin. Analis Valas Bank Saudara, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar terus memburu rupiah sehingga posisi masih tetap dibawah angka Rp9.100 per dolar AS. Hal ini disebabkan sentimen positif masih tetap tinggi menjelang bank sentral AS (The Fed) menurunkan tingkat suku bunganya, ucapnya. Menurut dia, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin menjadi 2,5 persen, untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang makin terpuruk. Namun AS untuk menuju ke resesi diperkirakan masih belum terjadi, ujarnya. Menurut dia, berbagai indikator ekonomi AS masih cukup baik, meski indeks kepercayaan konsumen menurun. Namun hal ini merupakan hal yang biasa setelah terjadi kasus gagal bayar kredit sektor perumahan AS. Jadi kenaikan rupiah saat ini berasal dari aktifnya pelaku asing menempatkan dananya di pasar domestik, karena mereka memperkirakan selisih bunga rupiah terhadap dolar AS akan semakin melebar, apabila bank sentral AS (The Fed) jadi menurunkan suku bunganya. Indonesia, lanjut dia, saat ini kebanjiran dolar AS karena pelaku asing aktif bermain di pasar yang membeli rupiah untuk menempatkan dananya di pasar uang dan saham. Karena itu, peluang rupiah untuk menguat lebih jauh kemungkinan besar akan terjadi, apalagi sentimen positif berlangsung dalam waktu lama, katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008