Hal ini terlihat dari akun resmi Instagram (IG) baranenergy yang di dalamnya terdapat beragam komentar positif meskipun ada juga yang tidak percaya dengan tarif listrik semurah itu.
Baca juga: Indonesia potensi kembangkan kombinasi solar panel dan tenaga angin
Baca juga: Pemerintah perlu lebih cepat mengembangkan energi terbarukan
Baca juga: Yogyakarta wajibkan investor hotel mewah pakai energi terbarukan
Saat dimintakan kebenaran soal listrik satu rupiah tersebut, pendiri Baran Energy Victor Wirawan menyatakan untuk menunggu peluncuran inovasi teknologi ini pada tanggal 18 Juli bertempat di Epicentrum Rasuna Said Jakarta Selatan.
"Tunggu saja launching-nya nanti tanggal 18 Juli di Epicentrum biar lebih jelas. Tapi, yang pasti teknologi ini sedikit banyaknya bakal mengubah peta industri energi di Indonesia,” kata Victor yang ditemui saat gladi resik acara launching pada 18 Juli mendatang di Jakarta, Selasa.
Beberapa komentar netizen di akun IG baranenergy seperti diposting akun robb.inc yang menyebutkan,"Generasi muda mileneal ubah penggunaan listrik hanya rp. 1? Oh maan panel surya tidak fair klo disebut cuma rp. 1. Biaya investasi awal masih perlu bertahun-tahun untuk mengembalikan modal instalasi, belum lagi maintenance jika ada kerusakan".
Namun, rata- rata netizen sangat menyambut antusias rencana kehadiran teknologi yang dikembangkan para anak – anak milenial lulusan dari berbagai universitas terbaik di Indonesia ini.
“Mantap…Kalau bisa provide ke daerah saya, mau banget ini sih, min,” timpal akun fadillagolek.
“Surabaya kapan?,” celetuk akun yanu1414 menanggapi rencana roadshow tim Baran Energy ke berbagai daerah di Indonesia untuk memperkenalkan produk ramah lingkungan yang disinyalir pemakaiannya bakal masif sama seperti peralihan minyak tanah ke tabung elpiji, dimana saat ini keberadaan tabung elpiji hampir di setiap rumah tangga.
Namun, Victor antusias merespon saat ditanya sumbangsihnya dalam pengembangan sektor energi di Indonesia, khususnya di bidang energi terbarukan.
“Visi kami adalah mendorong penggunaan energi terbarukan dan mobilitas elektrik di Indonesia, namun menyediakan teknologinya saja tidaklah cukup. kami berpikir keras mencari solusi agar, bukan hanya mengembangkan teknologi yang sesuai dengan market dan kondisi di Indonesia, tetapi juga bagaimana caranya agar produk ini bisa dimiliki oleh banyak orang, secepat mungkin,” tutur Victor.
Untuk itu, sambung Victor, pihaknya mencoba melakukan inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknologi ini menjadi terjangkau, sehingga lebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan.
"Oleh karena itu, pada saat peluncuran produk nanti, pihaknya juga akan meluncurkan program 'Rp1 untuk perpindahan ke energi terbarukan'," ujar dia.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019