Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kementerian Negara BUMN, Muh. Said Didu, mengatakan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus segera disubsidi terkait semakin menipisnya bahkan habisnya stok batubara di sejumlah pembangkit listrik. "PLN ini kan bukan PT yang bersifat bisnis dan mencari keuntungan. Jadi harus disubsidi dengan segera," kata Said Didu, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, bila PLN dibiarkan dengan kondisinya seperti sekarang, sementara stok batubaranya semakin menipis, maka bukan tidak mungkin hal itu membuat PLN semakin tidak sehat. Belum lama ini stok batubara PLN di sejumlah pembangkit listrik telah habis, manajemen sendiri menambah stok tersebut yang hanya cukup untuk sekitar 10 hari. "Tapi kalau misalnya PLN menyediakan stok untuk sebulan justru nanti 'cash flow'-nya terganggu. Jadi mau tidak mau PLN harus disubsidi," katanya. Kasus habisnya stok batubara di sejumlah pembangkit listrik yang menyebabkan pasokan listrik PLN berkurang drastis dinilai lebih karena faktor "force major". Faktor `force major` tersebut terjadi akibat cuaca buruk belakangan ini yang mengakibatkan kapal-kapal pengangkut batubara pemasok PLNB yang sudah dekat pelabuhan tidak dapat merapat. Bahkan, ada sejumlah kapal yang tetap mencoba merapat tetapi justru menabrak dan merusak pelabuhan. Meneg BUMN, Sofyan Djalil, kemarin (25/2) berpendapat, pihaknya tidak dapat mengambil tindakan tegas kepada manajemen PLN terkait habisnya stok batubara. Menurut dia, kasus yang terjadi saat ini berbeda dengan kasus kelangkaan batubara yang terjadi di PLTU Tanjungjati B dan Cilacap pada Desember 2007 lalu. (*)
Copyright © ANTARA 2008