Jakarta (ANTARA News) - Pasar Properti, baik primer maupun sekunder, diperkirakan tumbuh 20-30 Persen pada tahun 2008 dipicu kebijakan pemerintah di sektor infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. "Kalau sepanjang tahun 2007 total transaksi bisnis untuk properti primer mencapai sekitar Rp 320 triliun, maka tahun ini nilainya akan melonjak menjadi sekitar Rp 400 triliun," kata Ali Hanafia Lijaya, praktisi pemasaran properti dari Member Broker Century 21 Pertiwi di Jakarta, Senin. Lebih jauh peraih predikat Top Office Gross Close Commission Award hingga 9 kali ini mengatakan, untuk pasar sekunder tahun lalu, nilai sekitar Rp 100 triliun. Pemilik tiga kantor agen properti ini mengatakan, program pemerintah yang menyiapkan dana pembangunan infrastruktur sebesar Rp 42 triliun, akan ikut membangkitkan gairah bisnis properti. Apalagi, sebagian besar proyek infrastruktur itu sudah melewati tahap penandatanganan kontrak kerja, hingga imbasnya amat besar. "Proyek-proyek itu menyebabkan adanya penyerapan tenaga kerja dan perputaran ekonomi yang pada akhirnya meningkatkan daya beli masyarakat," katanya. Salah satu pendorong peningkatan kinerja bisnis properti pada 2008, ungkapnya, adalah program 1000 tower rumah susun sederhana yang disubsidi pemerintah dan sudah mulai direalisasikan pembangunannya. Ali yang telah 10 tahun berpengalaman memasarkan properti primer maupun sekunder ini mengungkapkan optimismenya terhadap kinerja sektor properti lantaran pihaknya melihat pemerintah mampu mengendalikan faktor-faktor fundamen ekonomi. "Kita lihat pemerintah mampu menjaga stabilitas suku bunga KPR atau KTA tetap 8 sampai 11 persen, kurs rupiah tidak bergolak serta ekonomi makro yang stabil," jelasnya. Meski demikian, ujar Ali, harga properti mungkin akan mengalami stagnasi. Kalaupun ada kenaikan tapi tidak akan banyak. Alasannya, para pengembang berhati-hati menaikan harga. Untuk rumah murah, Ali memperkirakan harganya hanya naik sekitar 5 sampai 10 persen. Sementara untuk perumahan "middle up", kata Ali, harganya akan meningkat berkisar antara 10 sampai 20 persen.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008