Dengan sikap dari The Fed yang terkonfirmasi longgar (dovish), pelaku pasar kian yakin bahwa tingkat suku bunga acuan tidak akan dinaikkan pada tahun ini.

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah dipengaruhi sentimen kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Rupiah melemah 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.108 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.183 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan di satu sisi, The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan namun di sisi lain perlambatan ekonomi AS bisa berpengaruh negatif seperti membuat beban utang korporasi membengkak.

"Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan," ujar Ibrahim.

Dengan sikap dari The Fed yang terkonfirmasi longgar (dovish), pelaku pasar kian yakin bahwa tingkat suku bunga acuan tidak akan dinaikkan pada tahun ini.

Di tengah risiko perang dagang AS-China dan AS-Uni Eropa, tentu tingkat suku bunga acuan di level yang rendah menjadi opsi yang paling baik untuk perekonomian dunia .

Terkait perang dagang AS-China, hingga kini belum ada kesepakatan di antara kedua negara, walaupun perkembangan yang ada terbilang positif. Sementara terkait perang dagang AS-Uni Eropa, hal ini bisa meletus dalam waktu dekat.

Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengenakan bea masuk kepada importasi produk-produk Benua Biru senilai 11 miliar dolar AS. Trump murka karena Uni Eropa dituding memberikan subsidi yang besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.116 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.099 per dolar AS hingga Rp14.155 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.147 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.148 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019