Jenewa (ANTARA) - Penyitaan tanker Iran oleh Inggris pekan lalu merupakan tindakan yang mengancam sekaligus keliru, kata Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami pada Senin dalam pidato yang disiarkan langsung stasiun TV pemerintah.

Marinir Kerajaan Inggris menyita tanker Grace 1 pada Kamis karena berupaya mengirim minyak ke Suriah, yang melanggar sanksi Uni Eropa. Langkah dramatis tersebut memancing kemarahan Iran dan dapat meningkatkan konfrontasinya dengan negara Barat.

Gibraltar mendapat lampu hijau dari Mahkamah Agung untuk menahan tanker tersebut selama 14 hari, kata pemerintah pada Jumat. Izin tersebut bersamaan dengan komandan Pengawal Pengawal Revolusi Iran (IRGC) yang mengancam akan melakukan aksi penyitaan balasan terhadap Inggris.

Secara terpisah, Hatami menuturkan bahwa penembakan 'drone' milik AS oleh Iran pada Juni lalu mengirim sebuah pesan bahwa Republik Islam Iran akan mempertahankan perbatasannya. Washington mengaku 'drone' tersebut ditembak di perairan internasional.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019