London (ANTARA) - Walikota Korporasi London atau Lord Mayor of London, Peter Estlin akan mengawali kunjungan kerja ke Malaysia dan Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya keuangan hijau dan syariah (green and Islamic finance), antara Inggris dan Asia Tenggara pada 8 hingga 11 Juli 2019.

Narahubung media London Corporation untuk kota-kota Asia, Nathan Rodgers, dalam keterangan yang diterima di London, Senin, menyebutkan Lord Mayor of London, Peter Estlin, akan membawa serta perwakilan dari London Market Group ke Kuala Lumpur dan Jakarta untuk membangun kerja sama keuangan hijau dan syariah dengan pemerintah, instansi, pemimpin industri, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Saya sangat senang bisa kembali ke Asia untuk ketiga kalinya selama masa Walikota saya, dalam kunjungan yang membuat saya bepergian ke Jakarta dan Kuala Lumpur - dua kota paling menarik di masa depan di planet ini,” ujar Estlin.

Estlin juga akan memberikan kepastian tentang kekuatan jangka panjang London kepada mitra Asia setelah Inggris keluar dari Uni Eropa.

Dalam kunjungannya, Lord Mayor of London akan mengadakan pembicaraan fokus pada peningkatan kolaborasi dalam keuangan hijau dengan memanfaatkan peran Inggris sebagai pusat kelas dunia untuk mobilisasi modal hijau (green capital) bersama dengan para ahli keuangan syariah dari Malaysia dan Indonesia.

Lord mayor of London juga akan memperkenalkan Green Finance Institute yang baru didirikan di Inggris, dan membahas bagaimana ia dapat berbagi praktik terbaik dalam keuangan hijau.

Diluncurkan minggu lalu di London Institute--yang didanai oleh London City Corporation dan pemerintah Kerajaan Inggris--merupakan solusi untuk semua pekerjaan yang berkaitan dengan sektor keuangan hijau.

Baca juga: Musisi militer Inggris turut semarakkan hubungan Indonesia-Inggris

Selama di Jakarta, Estlin akan membahas masalah keuangan hijau dan syariah dengan Menteri Keuangan, Bank Indonesia, OJK, Asosiasi Keuangan Islam dan Bank Mandiri.

Sementara di Kuala Lumpur, dia juga akan membahas masalah Dana Pensiun Layanan Sipil (KWAP) dengan Gugus Tugas Keuangan Hijau Malaysia bersama Gubernur Bank Negara Malaysia dan Kuala Lumpur Business Club.

Kunjungannya juga bagian dari kampanye City Today's Shaping Tomorrow's City (kota hari ini membentuk kota esok hari), yang bertujuan untuk mempromosikan inovasi dan teknologi, memperjuangkan keterampilan digital, serta mengatasi inklusi digital dan sosial di Inggris dan di seluruh dunia.

"Kehadiran revolusi industri keempat memberikan peluang baru untuk kolaborasi yang lebih besar, dan penting bahwa kita memanfaatkan peluang untuk kemitraan di seluruh dunia. Karena itu saya berharap untuk membahas bagaimana kita dapat meningkatkan ikatan di berbagai bidang termasuk fintech, pembiayaan infrastruktur, koneksi pasar modal yang lebih besar, keuangan hijau dan syariah," kata dia.

Estlin yang menjabat sebagai duta besar Inggris untuk sektor jasa keuangan dan profesional internasional telah mengunjungi sekitar 30 pasar internasional utama selama masa jabatannya untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Perjalanan ke Malaysia dan Indonesia menandai kunjungannya yang ketiga ke Asia sejak menjabat.

Peter Estlin adalah Penasihat Senior untuk Barclays plc yang bergabung pada tahun 2008. Sebagian besar kariernya dihabiskan di dunia perbankan, awalnya sebagai CFO untuk Salomon Brothers Asia, kemudian CFO untuk divisi Investasi dan Perbankan Korporat Citigroup di New York dan London.

Dia bergabung dengan Barclays pada tahun 2008 sebagai Pengendali Keuangan Grup dan menjadi CFO dari divisi Retail & Business Banking dan Non-Core serta Acting Group CFO.

City of London Corporation adalah badan pengelola distrik keuangan Square Mile yang didedikasikan untuk kota yang dinamis dan berkembang, untuk mendukung London yang beragam dan berkelanjutan secara global.

Baca juga: OJK dorong BPR Syariah berkolaborasi hadapi era industri 4.0

Baca juga: Dukungan pembangunan rendah karbon untuk Indonesia senilai 60 juta GBP

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019