Surabaya (ANTARA News) - Pasokan listrik di sistem Jawa-Bali mulai akhir pekan ini kembali normal dan tidak ada lagi pemadaman secara bergilir, setelah defisit listrik telah teratasi. Dirut PT PLN (Persero) Eddie Widiono di Surabaya, Sabtu, mengatakan, kondisi defisit listrik beberapa waktu lalu karena cuaca buruk yang menyebabkan keterlambatan pengiriman bahan baku batu bara, sehingga terjadi keterbatasaan pasokan batu bara. "Kondisi defisit cukup parah terjadi Rabu (20/2) dan Kamis (21/2), sehingga dilakukan pemadaman bergilir. Namun, sejak Jumat (22/2) dan akhir pekan ini sudah aman, karena defisit sudah dapat diatasi," katanya menegaskan. Menurut dia, untuk mengantisipasi keterlambatan dan keterbatasan bahan baku tersebut, langkah PLN dalam jangka pendek akan melakukan upaya meningkatkan stok batu bara hingga 30 hari pemesanan. Ia mengatakan, saat ini ada penambahan pembelian batu bara yang dilakukan dari beberapa sumber lagi di luar kontrak yang sudah ada. Meski, dengan konsekuensi pembelian dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan, upaya jangka panjang, PLN akan membuat kontrak baru pasokan batu bara dengan 60 pengembang baru. Ini dilakukan karena 10 pengembang batu bara yang sudah ada kontrak saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan pasokan batu bara PLN. Menyinggung konsekuensi pembelian bahan baku batu bara dengan harga tinggi yang harus ditanggung PLN, Eddie mengatakan, tak berdampak pada kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). "Tarif listrik tidak boleh naik. Jadi yang harus dilakukan PLN adalah dengan melakukan efisiensi di internal," katanya. Untuk itu, Eddie sangat berharap masyarakat konsumen secara sukarela ikut berhemat dalam mengkonsumsi listrik, karena dengan penghematan konsumsi tersebut menjadi cara ampuh dalam penggunaan BBM yang lebih efisien. "Tanpa partisipasi penghematan konsumsi dari masyarakat upaya PLN dalam efisiensi penggunaan BBM listrik akan sulit," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008