Sidoarjo (ANTARA News) - Aksi demo ratusan warga korban luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. gagal memblokade Jalan Raya Porong dan akhirnya mereka membubarkan diri, setelah polisi mengingatkan warga, Sabtu. Aksi demo itu dilakukan oleh warga korban lumpur di luar peta terdampak lumpur masing-masing Siring Barat, Mindi, Besuki, Kedung Cangkring dan Pejarakan. Mereka menolak ganti rugi yang dibebankan ke APBN dan tetap meminta diperlakukan sama dengan korban lumpur sebelumnya. Sampun Hadi Prayitno, salah satu korban lumpur di luar peta terdampak menyatakan aksi ini dilakukan agar wilayahnya dimasukkan dalam peta terdampak dan menolak dibiayai APBN. "Kami bersikukuh minta ganti rugi sesuai dengan harga warga lainnya sekitar lokasi semburan lumpur," kata Hadi Prayitno. Warga pendemo sempat nekat menutup jalan dengan membentangkan sejumlah spanduk dan berjejer di jalan Porong-Surabaya sisi barat. Namun, melihat warga yang nekat itu, polisi bertindak keras dan menghardik sejumlah warga yang nekat dan menutup jalan hingga sempat terjadi ketegangan antara warga dan aparat keamanan. Sejumlah mobil rantis dari Polda Jatim telah ditambah untuk mengamankan jalan yang saat ini telah dipenuhi oleh sejumlah warga yang menggelar aksinya. "Minggir, tidak ada penutupan jalan!," kata Kabag Ops Polres Sidoarjo AKP Leo Simarmata yang memimpin penghadangan domo warga Siring Barat. Warga yang melakukan aksi di kawasan Siring Barat sudah membubarkan diri, sementara warga dari Pejarakan, Besuki, Mindi masih bergerombol di depan pintu masuk Mindi atau sisi selatan sisi pasar Porong lama. Namun, bergerombolnya warga tidak sampai melakukan penutupan jalan, hanya memacetkan arus lalu lintas, karena separuh badan jalan dipenuhi warga. Aksi demo warga ini tetap dijaga ketat oleh aparat polisi agar tidak menutup jalan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008