Kita tunggu primbon, kedua-duanya bagus namun kita lihat hasil akhirnya
Jakarta (ANTARA) - Anggota tim sukses pemenangan Bambang Soesatyo, Yorrys Raweyai mengatakan pihaknya masih menunggu restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung Bamsoet sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2019-2024.
"Kita tunggu primbon, kedua-duanya bagus namun kita lihat hasil akhirnya," kata Yorrys dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.
Dia menilai kedekatan Bamsoet dan Jokowi tidak perlu diragukan, misalnya kinerja Bamsoet sebagai Ketua DPR RI mampu menyelaraskan dengan semua kebijakan pemerintahan.
Baca juga: Yorrys: Kader Golkar daerah minta Bamsoet jadi Ketum
Menurut dia, restu Jokowi dibutuhkan dalam suksesi kepemimpinan di Golkar misalnya ketika era Aburizal Bakrie, Setya Novanto dan saat ini di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto.
"Kita bisa lihat sejak kisruh di era Aburizal lalu ke Setya Novanto, kemudian ke Airlangga, apakah itu semua tidak ada restu? Restu itu tidak bisa dipungkiri, karena kita ingin bersama-sama pemerintah," ujarnya.
Dia mengatakan, Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, serta Golkar punya komitmen ingin berkarya bersama-sama pemerintah yang sah untuk membangun dan menjaga negara.
Baca juga: Kubu Bamsoet klaim didukung 400 DPD I dan II
Selain itu, menurut Yorrys, langkah Airlangga membawa para Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar bertemu Presiden Jokowi beberapa waktu lalu bukan hal yang spesial karena Presiden Jokowi ingin memberikan apresiasi atas kerja politik yang dilakukan partai pendukungnya di Pilpres 2019.
"Itu bukan hal yang spesial, kan ada PKB dan parpol lain yang bergiliran bertemu Presiden Jokowi, bukan kita yang meminta dan itu sifatnya terbuka," katanya.
Menurut dia, Presiden Jokowi hanya mengatakan semua kader terbaik Golkar dipersilahkan maju dalam kontestasi Munas 2019 asalkan jangan gaduh.
Baca juga: Pengamat: restu Jokowi jadi faktor caketum Golkar menangkan kontestasi
Dia menilai Jokowi hanya memberikan restu kepada Airlangga untuk maju dalam Munas namun belum tentu restu itu untuk memenangkan kontestasi.
"Restu Presiden Jokowi kepada Airlangga boleh saja namun sebagai calon, namun restu untuk menang kan belum tentu," ujarnya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019