"Syukur Alhamdulillah Tim Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah berhasil mengembangkan pupuk hayati mikoriza tiga jenis strain untuk peningkatan produksi cabai dan nilam," kata Ketua Tim Penelitian Fakultas Pertanian Unsyiah, Syafruddin di Banda Aceh, Minggu.
Ia menjelaskan, khusus untuk tanaman cabai melalui dana penelitian pengembangan unggulan perguruan tinggi (PPUPT) pihaknya berhasil mengembangkan strain glomus mosseae, gigaspora SP dan campuran keduanya.
"Produksi cabai meningkat sampai 50 persen. Menariknya lagi, berdasarkan uji yang dilakukan secara multi lokasi terjadi efisiensi penggunaan pupuk kimia sampi 60 persen,” papar Syafruddin yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Perguruan Tinggi "Janton Hate Rakyat".
Syafruddin menjelaskan, pihaknya juga berhasil meningkatkan produksi bibit nilam organik dengan penggunaan mikoriza pertumbuhannya meningkat dan tidak kalah dengan penggunaan pupuk buatan.
“Tanpa menggunakan NPK ternyata pertumbuhan dan performansi bibit nilam sangat luar biasa. Uniknya bibit terhindar dari penyakit, khususnya penyakit budok. Jenis mikoriza yang sangat baik untuk bibit nilam campuran antara glomus mosseae dan gigaspora SP,” ungkap Syafruddin.
Pengembangan penelitian nilam organik kata Syafruddin dilakukan pada dua varietas yaitu varietas Tapak Tuan dan varietas Lhokseumawe.
Syafrudddin yang juga tergabung dalam Tim ARC (Atsiri Research Center) menjelaskan, saat ini negara penghasil parfum dan komestika dunia meminta agar sumber untuk berbagai produk nilam juga berasal dari nilam organik.
Sebelumnya Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Unsyiah Syafruddin bersama rekannya juga telah berhasil mengembangkang melon dengan mikoriza yang terkenal dengan Meliza melalui program pengabdian masyarakat dan Program PKM dengan melibatkan banyak mahasiswa.
Baca juga: Balittri kembangkan biofertilizer pemacu pertumbuhan kopi dan kakao
Baca juga: LIPI dan Pemkab Malinau kembangkan laboratorium pupuk hayati
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019