(ANTARA News) - Mohammed Shaheen, relawan  Bulan Sabit Merah Palestina, ikut dalam iring-iringan ambulans pertama yang tiba di lokasi bom di Zeitoun. Rumah itu dalam keadaan penuh warga sipil Palestina  saat dibom Israel.

Seperti diberitakan situs berita Telegraph, Shaheen membenarkan perkiraan bahwa jumlah korban tewas antara 60 hingga 70 jiwa. Taksiran tersebut pertama kali dikemukakan para korban selamat.

"Di dalam rumah Samouni saya melihat sepuluh mayat sedangkan di luar ada 60 mayat,''  kata Shaheen.

"Saya tidak dapat menghitung secara akurat karena tidak banyak waktu dan kami sedang mencari yang terluka.Kami menemukan lima belas yang luka dan kami bawa dengan ambulans.".

"Saya dapat melihat sebuah buldoser tentara Israel meruntuhkan rumah-rumah di sekitar lokasi tapi kami tidak punya waktu dan  tentara Israel mulai menembaki kami."

"Kami terpaksa meninggalkan sekitar delapan yang cedera karena kami tidak bisa menjangkau mereka dan keadaan sudah tidak aman,'' kata Shaheen. Dia berada dalam konvoi dengan kendaraan terdepan adalah  Palang Merah Internasional (ICRC) .

Kekhawatiran terus berkembang bahwa di Zeitoun telah jatuh korban sejumlah besar warga sipil. Hal itu pertama kali terungkap ketika anggota  marga Samouni yang selamat berhasil mencapai Kota Gaza tiga hari yang lalu.

Mereka mengatakan bahwa  tentara Israel menyerbu masuk kota itu pada Sabtu malam dan pada Minggu dinihari pasukan Zionis memerintahkan sekitar 100 anggota marga itu  masuk ke  satu rumah milik Wael Samouni.

Pada pukul 6:35 pagi waktu setempat,  Senin,  rumah itu berulang kali dibom.

Hanya sedikit yang selamat dan banyak dari mereka luka. Para korban yang masih hidup itu berjalan kaki ke jalan utama penghubung utara-selatan Gaza sambil membawa  Balita  sekarat atau yang sudah jadi mayat.

Dari jalan utama tersebut mereka diangkut ke rumah sakit dan siang harinya tiga anak-anak kecil yang dibawa akhirnya dikuburkan  di Kota Gaza

Dua kali iring-iringan ambulans bergerak ke daerah itu untuk mencari korban cedera namun mereka dihalau tembakan Israel.

Selama tiga  jam jeda serangan,   ICRC memimpin konvoi ambulans meski perlu waktu lama untuk sampai di lokasi.

Shaheen menegaskan, jumlah korban tewas memang sebanyak yang digambarkan para korban selamat. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009