Brisbane (ANTARA News) - Pertemuan Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dengan para pimpinan parlemen dan Senat Australia merupakan satu langkah untuk memperkuat dukungan parlemen pada pentingnya hubungan bilateral kedua negara. "Pertemuan Bapak Dubes Hamzah Thayeb dengan ketua DPR Australia yang baru, Harry Jenkins, dan Presiden Senat Australia, Alan Ferguson, hari Kamis (21/2) merupakan langkah untuk memelihara hubungan bilateral," kata Minister Counsellor Bidang Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Samsu Rizal, dalam penjelasannya kepada ANTARA News. Harry Jenkins yang berasal dari Partai Buruh Australia (ALP) adalah ketua parlemen yang ke-28 menyusul kemenangannya dalam pemilihan 12 Februari lalu. Dia sudah menjadi anggota Parlemen Australia mewakili daerah pemilihan Scullin, Victoria, sejak 1986. Samsu Rizal, yang mendampingi Dubes Thayeb dalam pertemuan itu, mengatakan bahwa kedudukan parlemen sebagai lembaga politik sangat penting dalam memajukan dan memelihara kelanggengan hubungan kedua negara karena dia turut mendukung kebijakan luar negeri pemerintah yang berkuasa. Dalam pertemuan yang berlangsung cukup produktif itu, mereka bersedia mempromosikan pentingnya hubungan kedua negara kepada para anggota parlemen karena banyak di antara mereka merupakan "muka-muka baru" hasil Pemilu 2007, kata Samsu Rizal. Banyak di antara para anggota parlemen itu berasal dari ALP sebagai partai pemenang Pemilu yang telah mengubah komposisi partai politik di parlemen. Selama sekitar 11 setengah tahun, kubu yang berkuasa adalah koalisi Partai Liberal-Nasional. "Kedua pemimpin Parlemen Australia itu tampaknya menyadari arti strategis hubungan Indonesia-Australia meskipun tidak dapat dipungkiri di sana-sini ada perbedaan-perbedaan. Mereka pun sepakat pada pentingnya mengelola hubungan ke depan," katanya. Diplomat senior yang merampungkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan itu mengatakan, para pemimpin Parlemen Australia itu juga menggarisbawahi pentingnya terus membangun kontak dengan Parlemen Indonesia. Selama ini, kontak-kontak tersebut sudah ada namun perlu terus diperkuat melalui program saling berkunjung karena dengan adanya pemahaman yang lebih tepat di antara para anggota parlemen kedua negara, diharapkan masalah-masalah yang dapat mengganggu hubungan bilateral dapat dihindari, katanya. Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin Parlemen Australia pun menegaskan kembali dukungan negaranya pada keutuhan wilayah Negara Kesatuan RI dan menyambut berlakunya Perjanjian Keamanan Australia-Indonesia yang juga dikenal dengan Perjanjian Lombok. Mereka pun memahami sensitifitas Indonesia pada peringatan perjalanan (travel advisory) yang masih diberlakukan pemerintah Australia dan telah menjadi keprihatinan Indonesia itu, katanya. Para pemimpin Parlemen Australia itu juga sangat mendukung penguatan kontak di tingkat rakyat dan mengharapkan dialog antariman (interfaith dialogue) yang lebih intensif di antara kedua bangsa dapat terselenggara, kata Samsu Rizal menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008