Rio berhasil menyisihkan 17 peserta di kelas Man Elite melalui tiga fase penyisihan, seminfinal, dan final.
Pada babak final, Khabibur Rohman dari ISSI Kendal berada di urutan kedua, disusul kemudian Putro Afrendy Cahyono dari ISSI Sumatera Selatan pada urutan ketiga.
Kemenangan Rio tidak lepas dari insiden kecelakaan dua pembalap satu tim, I Gusti Bagus Saputra dan Firman Chandra yang terjatuh di lintasan 'rhythm section'.
Bagus yang sejak start memimpin pergerakan sepeda, melakukan 'pumping' dan manual secara berurutan, tapi tiba-tiba sepeda kehilangan keseimbangan dan mengalami miring hingga terjatuh.
Posisi Bagus yang terkapar di lintasan, menghalangi laju pembalap Firman Chandra hingga terjadi tabrakan dan Firman ikut terjatuh.
"Sebenarnya saya di awal berada di posisi kelima, sebab hentakan pedal di garis start agak telat. Tapi Bagus dan Firman jatuh, sehingga saya antisipasi menghindari mereka di lintasan sampai akhirnya saya 'leading'," kata Rio.
Bagus kemudian bangkit dan berhasil finish di peringkat kelima, sementara Firman berada di posisi buncit, peringkat tujuh.
Rio mengaku senang dengan diraihnya gelar juara nasional BMX kali ini, meskipun kondisi stamina sedang mengalami penurunan akibat terserang gejala flu.
"Alhamdulillah berjalan lancar walaupun saya sedang kena gejala flu, saya berusaha tenang saat teman saya jatuh," ujarnya.
Menurut warga Rancaekek, Bandung, Jawa Barat itu, petikan poin yang diraih dalam kejuaraan nasional kali ini cukup besar untuk mendongkrak peluang menuju Olimpiade di Tokyo 2020.
Baca juga: Timnas BMX bertolak ke Malaysia untuk pertahankan prestasi Asia
Baca juga: Bagus dan Rio tetap jadi tumpuan Indonesia di ACC Malaysia
Baca juga: Rio Akbar juara Asia BMX 2018 di Thailand
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019