Dili (ANTARA News) - Timor Leste mengirimkan lebih dari 1.000 polisi dan tentara untuk menyisir perbukitan dan menggeledah rumah-rumah pada Jumat dalam rangka melacak jejak para pemberontak yang terlibat dalam percobaan pembunuhan presiden dan perdana menteri negeri itu pekan lalu.
Para prajurit pemberontak yang menyerbu rumah Jose Ramos Horta Senin lalu, berhasil melukai presiden dalam baku tembak.
Perdana Menteri Xanana Gusmao, yang berhasil lolos tanpa cedera dalam serangan kelompok separatis itu, memerintakan militer dan polisi negara itu bergabung guna menangkap para pengikut pemberontak pimpinan Alfredo Reinado.
Lebih dari 1.000 petugas polisi dan tentara berparade di jalan-jalan di ibukota, Dili, pada Jumat sebelum mulai memburu para pemberontak di perbukitan sekitar.
"Kami berjanji kami tidak akan mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada kami. Kami berjanji akan segera mengembalikan keamanan dan stabilitas," kata kepala militer Taur Matan Ruak dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters.
Perintah penahanan telah dikeluarkan kepada 17 orang yang diduga terlibat dalam penyerangan itu, termasuk Gastao Salsinha yang mengambil alih kepemimpinan para prajurit pemberontak setelah Reinado tewas dalam peristiwa penyerangan pada Ramos Horta.
Negara termuda di Asia itu tidak dapat mencapai stabilitas sejak kemerdekaannya pada 2002. Militer pecah pada 2006, ketika sekitar 600 prajurit dipecat, yang memicu kekerasan faksi yang mengakibatkan tewasnya 37 orang dan menyebabkan 150 ribu orang meninggalkan rumahnya.
Pasukan asing dikirim untuk mengembalikan keamanan di negara bekas koloni Portugis yang berpenduduk sekitar satu juta orang yang mengumumkan pemisahan diri dari Indonesia setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung adanya jajak pendapat pada 1999 yang diwarnai oleh sejumlah aksi kekerasan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008