Sidoarjo (ANTARA News) - Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkesos) Pemkab Sidoarjo akan menghentikan bantuan makan dan minum untuk pengungsi korban lumpur Lapindo asal Desa Besuki, Kecamatan Jabon Sidoarjo yang masih bertahan di eks tol Gempol-Porong Km 41, Minggu (24/2) mendatang. Kepala Dinkesos Sidoarjo Muslich Jasin di Sidoarjo, Jatim, Jumat mengatakan, pihaknya sudah menoleransi bantuan untuk pengungsi dari ketentuan tanggap darurat, yang semestinya hanya tiga hari. Namun, sudah memberi bantuan lebih dari tiga hari. "Setelah diperpanjang sepekan lebih, sudah waktunya bantuan makan dan minum itu dihentikan," katanya menegaskan. Menurut dia, pihaknya sudah memberi bantuan Rp500 ribu kepada setiap rumah agar mereka membersihkan rumahnya dengan harapan agar pengungsi bisa segera menempati kembali rumahnya yang terendam lumpur. Ratusan warga Besuki Jabon terpaksa mengungsi di eks tol Gempol-Porong Km 40, setelah kawasannya terendam lumpur, akibat jebolnya tanggul penahan lumpur di titik 40, Minggu (10/2) lalu. Sementara itu, para pengungsi memilih akan tetap bertahan di eks tol Gempol-Porong hingga ada kejelasan ganti rugi bagi mereka. "Kami minta agar bantuan makan bagi pengungsi tidak dihentikan, karena warga akan bertahan di pengungsian sampai ada kejelasan nasib mereka," kata Asmuni, salah satu pengungsi asal Desa Besuki. Hal senada dikemukakan warga Besuki lainnya, Mursyid. Menurut dia, hingga kini belum ada kepastian terkait tuntutan masuk peta terdampak dan siapa yang menanggung ganti rugi untuk lima desa, Besuki, Pejarakan, Kedungcangkring, Mindi dan Siring Barat. "Warga akan menyiapkan aksi demo lebih besar lagi, bila belum ada kepastian dan tuntutan warga lima kawasan untuk dimasukkan peta terdampak lumpur tidak dipenuhi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008