Denpasar (ANTARA News) - Pemerhati wisata, IB Sidharta Putra mengatakan bahwa Bali selama ini kurang memperhatikan potensi wisatawan domestik yang jumlahnya cukup besar. "Umumnya wisatawan domestik, mereka datang ke Bali dengan anggaran yang pas-pasan. Melihat ini, perlu dicarikan pola penanganan yang sesuai dengan kocek mereka," kata Sidharta di Sanur, Denpasar, Jumat. Di sela-sela peluncuran situs www.bali-tourism-board.com, tokoh yang juga ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) itu, menjelaskan, para pelaku wisata selama ini lebih memfokuskan perhatian kepada para turis mancanegara yang "berkantong tebal". "Itu terbukti dengan dibangun dan disediakannya berbagai pasilitas yang kelas atas, termasuk penyajian menu makanan dan minuman pada sejumlah kafe dan restoran," ucapnya. Semuanya kelas "dolar", sehingga wisatawan yang datang dengan rupiah nyaris tidak punya banyak pilihan di Pulau Dewata. Melihat itu, kata Sidharta yang juga pemilik Hotel Griya Santrian, pihaknya dalam waktu dekat ini akan merancang terwujudkan suatu pasar murah bagi para wisatawan yang datang dari berbagai daerah. Sebagai langkah awal, akan dibangun sebayak 20 tenda yang menyediakan aneka makanan dan minuman yang dapat dijangkau para "turis" berkulit sawo matang. Pembangunan tenda melalui kerja sama dengan pihak Disperindag Denpasar itu, akan dilakukan di sepanjang Pantai Matahari Terbit Sanur, katanya. Sementara upaya pengelolaannya, akan dilakukan pihak YPS bekerja sama dengan desa adat setempat, ujar Sidharta. Dikatakan, dengan telah dibangunnya "perkampungan" untuk para wisatawan domistik, senantisa Bali lebih memiliki peran dalam memperhatikan kepentingan pelancong yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Masalahnya, aneka makanan dan minuman yang tersedia di "perkampungan" itu, senantiasa akan dapat dijangkau oleh "kocek" para wisatawan dalam negeri, katanya menjelaskan. Peluncuran website diwarnai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang kerja bersama dalam mengelola situs antara Bali Tourism Board (BTB) dengan 14 instansi pemerintah dan swasta terkait masalah pariwisata di Bali.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008