London (ANTARA News) - Ambisi kerap membakar perorangan atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan, karena di seberang sana ada iming-iming kejayaan dan keharuman nama. Baik Chelsea maupun Tottenham Hotspur kini terbakar ambisi. Kedua tim sekotam sama-sama berkeinginan mewujudkan kedigdayaan masing-masing untuk meraih gelar juara dalam final Piala Liga (League Cup) yang akan diadakan pada Minggu waktu setempat. Chelsea berambisi mengoleksi gelar di musim kompetisi ini, sedangkan Tottenham Hotspur ingin melakukan lompatan raksasa di kancah sepakbola dalam negeri. Kedua tim sama-sama berambisi. Ambisi seakan mempertemukan kedua tim. Meski masih ada faktor yang membedakan. Chelsea bergelimpangan uang dan bermandikan gelar, sementara Spurs terbilang pas-pasan. Chelsea tertantang terus mengoleksi empat trofi pada musim kompetisi ini yakni Liga Champions, Liga Utama Inggris (Premier League, Piala FA (FA Cup), dan yang aktual Piala Liga. Sementara itu Spurs memfokuskan diri pada Piala UEFA. Ambisi Spurs ini bersumber dari prestasi mereka masuk 16 besar setelah mengalahkan Slavia Prague 3-2. Pada 1999, Spurs meraih Piala Liga. Ini yang memotivasi pasukan Spurs. Dua kali memenangi Liga Utama Inggris (Premier League), Piala FA dan Piala Liga jadi bahan bakar motivasi bagi pasukan Chelsea. Superioritas jadi kata kunci bagi pasukan Chelsea. Chelsea yang menang dalam final pada musim kompetisi lalu di Cardiff kini tampil kembali untuk siap unjuk gigi di stadion Wembley. Mereka mengharapkan "sihir Wembley" yang telah direnovasi. Chelsea hanya kalah tiga kali dari 41 pertandingan dalam seluruh kompetisi musim ini. Apalagi sejumlah pemain inti seperti Didier Drogba dan Michael Essien baru kembali dari Piala Afrika dan JohnTerry dan gelandang Frank Lampard baru pulih dari cedera. Chelsea punya catatan positif selama bertanding di stadion Wembley, dengan mengalahkan Manchester United di final Piala FA pada Mei dan bermain imbang di Community Shield pada Agustus. Kini Spurs naik ke panggung dan kembali siap secara mental serta fisik. Pelatih asal Spanyol, Juande Ramos yang menggantikan pelatih Belanda, Marton Jol pada Oktober, merombak susunan pemain. Penampilan Spurs tampak berkembang dramatis karena polesan Ramos. Spurs meredam "meriam" Arsenal dengan skor 5-1 dalam leg kedua babak semi-final. Pasukan Ramos hanya kehilangan lima pertandingan dari 27 laga yang telah dijalani selama roda musim kompetisi ini berjalan. Meski pasukan Spurs kurang memiliki konsistensi dibandingkan dengan Chelsea. Ramos tampaknya memutuskan untuk menurunkan kembali penjaga gawang Paul Robinson. Sebelumnya posisi di bawah mistar ditempati oleh kiper asal Ceko Radek Cerny. Sementara itu, cedera menerpa sejumlah pemain Spurs yakni kapten dan bek tengah Ledley King (lutut) dan mitranya di posisi gelandang Michael Dawson (otot lutut). Kedua tim telah saling bertemu selama 99 tahun dalam 135 pertandingan. Chelsea di bawah pelatih asal Israel Avram Grant begitu punya ambisi setelah kepergian pelatih asal Portugal Jose Mourinho. Kemungkinan susunan tim: Chelsea: Peter Cech; Juliano Belletti, Ricardo Carvalho,John Terry, Ashley Cole; Michael Essien, Claude Makelele,Michael Ballack, Frank Lampard; Joe Cole, Didier Drogba Tottenham Hotspur: Paul Robinson or Radek Cerny; AlanHutton, Ledley King, Jonathan Woodgate, Pascal Chimbonda; AaronLennon, Tom Huddlestone, Jermaine Jenas, Steed Malbranque;Robbie Keane, Dimitar Berbatov Wasit: Mark Halsey, demikian laporan Reuters. (*)
Copyright © ANTARA 2008