Ada beberapa kelompok yang boleh masuk secara gratis ke museum ini, yakni anak di bawah 16 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. Selain itu juga berlaku untuk tentara dan kaum disabilitas,
Xi'an, China (ANTARA) - Pengelola Terracota Army di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, China, akan membatasi jumlah pengunjung museum bersejarah itu untuk melindungi penurunan kualitas patung-patung yang terbuat dari tanah liat tersebut.
"Kami akan kontrol jumlah pengunjung per hari 65.000 orang saja," kata Staf Bagian Pendidikan Museum Terracota Army Liu Lu kepada wartawan di Xi'an, China, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa uap yang keluar dari mulut pengunjung saat berbicara ditengarai menurunkan kualitas patung-patung yang jumlahnya mencapai 7.000-an itu, termasuk patung kuda tunggangan prajurit.
Menurut Liu Lu, pada tahun lalu, jumlah total pengunjung dalam satu tahun mencapai 8,6 juta atau dalam sehari sebanyak 23.000 orang lebih. Jumlah itu hanya yang tercatat sesuai pembelian tiket dan belum termasuk pengunjung yang masuk secara gratis.
"Ada beberapa kelompok yang boleh masuk secara gratis ke museum ini, yakni anak di bawah 16 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. Selain itu juga berlaku untuk tentara dan kaum disabilitas," sebutnya.
Patung-patung yang sebelumnya tertimbun tanah dan ditemukan pada 1974 kemudian dibuka untuk umum pada Tahun 1979 itu telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco pada 1987.
Saat ini, pengelola museum terus berupaya merahabilitasi patung-patung itu yang sebagian besar kondisinya hancur. Sebagian yang masih utuh dibuatkan tempat khusus yang dilindungi dengan kaca sehingga tidak tersentuh oleh pengunjung, sementara yang hancur dikembalikan ke kondisi semula dengan melibatkan ahli dari berbagai disiplin dari perguruan tinggi.
Museum seluas 45,69 kilo meter per segi itu menjadi daya tarik masyarakat untuk dikunjungi, baik dari China maupun warga asing. Patung-patung berbentuk prajurit itu sudah berusia ribuan tahun yang dibuat pada masa Dinasti Qin. Karena itu makam Dinasti juga dimakamkan dalam satu kompleks dengan museum terracota.
Baca juga: Prajurit Terakota Xi'an ternyata punya kemiripan dengan Borobudur
Baca juga: Museum MACAN akan pamerkan karya Xu Bing
Baca juga: Sekjen ASEAN dorong penggunaan teknologi dalam pembuatan seni
Pewarta: Masuki M. Astro
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019