Megamendung, Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor, Jawa Barat Ade Yasin mengaku siap memfasilitasi keluarga FAN (8) korban pembunuhan yang merupakan warga Kampung Cinangka, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melakukan pengobatan psikologis.
"Hari ini saya takziah, Ibunya sedang shock belum bisa menerima kematian anaknya. Kalaupun ada yang sakit di keluarga ini karena memang shock dan sebagainya, kami akan fasilitasi di Rumah Sakit untuk dibebaskan dari segala biaya," ujarnya kepada ANTARA di Bogor, Jumat.
Baca juga: Polisi: Pembunuh FAN sering tonton film porno diperankan anak-anak
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini sempat kaget ketika mengetahui bahwa pelaku pembunuh FAN, yakni H (23) yang berprofesi sebagai tukang bubur itu tinggal di kamar kontrakan dalam rumah orang tua FAN.
"Turut belasungkawa atas meninggalnya adinda yang tidak kita sangka dan kita duga, karena pelakunya ternyata masih dalam satu lingkungan. Bantuan ada sedikit dari pribadi saya, semoga bisa membantu dan meringankan beban," kata Ade Yasin.
Baca juga: Pembunuh anak di Bogor terancam hukuman penjara seumur hidup
Menurutnya, kasus pembunuhan ini patutnya membuat masyarakat Kabupaten Bogor selalu waspada pada lingkungan tinggal masing-masing. Ia bahkan meminta setiap wilayah memaksimalkan program sistem keamanan lingkungan (siskamling).
"Optimalkan pengawasan terhadap anak-anak, apalagi menerima orang baru baik kost, kontrak atau bertamu ini harus betul-betul dilihat identitasnya, diketahui oleh Ketua RT dan RW. gerakan terus siskamling, dan 1 x 24 jam wajib lapor harus digerakkan kembali," tuturnya.
Terpisah, Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky menerangkan, hasil dari pemeriksaan pria yang sehari-harinya tinggal mengontrak di rumah milik orang tua FAN itu bermula ketika dirinya dimintai oleh FAN uang pada Sabtu siang. Sekitar pukul 11.00 WIB FAN meminta uang jajan Rp2.000 kepada pelaku.
"Kemudian pelaku memberikannya. Selang beberapa saat korban mengambil uang Rp10.000 milik pelaku. Dengan iming-iming pelaku akan memberikan uang Rp5.000 lagi, pelaku memaksa korban untuk mengikuti keinginannya," bebernya.
Kemudian pelaku mencium pipi FAN dua kali. Tapi, FAN melawan sehingga pelaku membekap mulut FAN dan mengangkat FAN lalu memasukkannya ke dalam ember berisi air.
Setelah pelaku menyetubuhi FAN, pelaku lantas memasukkan jasad FAN ke dalam bak mandi dengan posisi terlentang, kemudian menutupnya dengan karpet dan pakaian-pakaian kotor beserta ember berisi air di bagian atasnya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019