Jakarta (ANTARA News) - Pengalaman adalah guru yang paling baik. Pepatah itulah yang juga diterapkan kelompok musik pop rock asal Jakarta, Manusia Band, yang tengah berkompromi dengan pasar musik nasional. Terbentuk tahun 2004, band beranggotakan David (vokal), Billy dan Didi (gitar), Yussi (bas), dan Acil (dram) ini semula bermain musik sesuka suara hari sendiri, tanpa memikirkan apakah pendengar dapat menikmatinya. Alhasil, ketika meluncurkan album debut Manusia Baru, dua tahun lalu, pasar tidak bereaksi positif. "Terus terang penjualannya berantakan. Sejak itu kami sadar dan mencoba membuat karya yang disukai pasar, kami bermain pop dengan nuansa sedikit rock," kata David dalam jumpa pers peluncuran album baru bandnya yang bertajuk Manusia Biasa di Jakarta. Dari penampilan mereka membawakan beberapa lagu, termasuk yang diandalkan meraih hits, yakni Lupakan Aku yang berirama "pop-beat", Jangan Tinggalkan Aku (rock-ballad) dan No Regret (pop-blues), terlihat kemampuan musikalitas cukup tinggi dari masing-masing personil Manusia Band. Ditilik latar belakangnya, Billy dan Acil adalah instruktur di Sekolah Musik Yamaha Indonesia, Yussi adalah peraih penghargaan Pemain Bas Terbaik sebuah ajang kompetisi band se-Sumatera tahun 2004, sementara Didi sebelumnya sering membantu proyek beberapa musisi terkenal. Berkompromi dengan pasar yang umumnya lebih menyukai musik pop pun telah dilakukan Billy dan kawan-kawan dalam proyek album Manusia Biasa. Lebih dari itu, mereka pun sudah tampil di beberapa acara termasuk Hip Hup Hura SCTV 2007 dan 2008. Namun, perkara Manusia Band bisa diterima pencinta musik di Tanah Air merupakan satu soal yang lain. Paling tidak hal itu dikemukakan pihak Warner Music Indonesia selaku distributor kaset dan CD album Manusia Biasa, yang menyatakan bahwa saat ini banyak sekali band komersil bermunculan sementara band yang sudah terkenal masih bertahan di pasar. Dan, dengan demikian faktor penentu yang tersisa hanyalah garis tangan (peruntungan) serta upaya gigih dalam promosi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008