Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kenaikan beberapa harga komoditas pangan seperti kedelai, terigu, minyak goreng, dan daging sapi belakangan ini lebih disebabkan oleh faktor dari luar Indonesia."Kepada rakyat saya minta pengertiannya, karena masih ada beberapa `statement` dari elit seolah-olah ini persoalan lokal, persoalan Indonesia, jelas ini ada mata rantai dari kenaikan komoditas pangan global," kata Presiden dalam jumpa pers usai memimpin rapat terbatas di Departemen Keuangan di Jakarta, Kamis.Menurut Presiden, meski lebih banyak disebabkan karena faktor eksternal, pemerintah tetap akan bertanggungjawab untuk mencari solusi agar harga-harga komoditas pangan tersebut bisa kembali stabil dan rendah. Dijelaskan Presiden, pemerintah beberapa waktu lalu telah mengelurkan kebijakan untuk menstabilkan harga pangan pokok, namun memang ada beberapa kebijakan yang belum bisa berjalan karena menunggu perubahan APBN. "Sudah ada komponen untuk menurunkan harga kedelai dan minyak goreng, dengan demikian ada bantuan untuk meringankan rakyat kita," tambahnya. Khusus mengenai kenaikan harga daging sapi, presiden menjelaskan hal itu terjadi karena adanya kenaikan biaya transportasi untuk impor daging dari Australia sehingga dibebankan pada harga jual ke masyarakat. "Kita sedang rumuskan solusinya antara Depdag, dan importir. Tetapi yang jelas daging yang naik adalah daging impor, dan kenaikannya itu adalah dampak dari gejolak kenaikan harga pangan dunia," katanya. Sementara mengenai APBN 2008 yang dipercepat perubahannya pada bulan ini dari biasanya setelah Juni, Presiden mengatakan perubahan itu bukan berarti APBN mengalami kegagalan karena masih bisa dilakukan penyesuaian-penyesuaian. "APBN tidak boleh dikatakan jebol. APBN kita masih ada dengan penyesuaian yang sekarang sedang kita kerjakan dengan DPR RI. Harapan kita tetap bisa memberikan pembiayaan kepada keperluan negara, pembangunan dan tugas-tugas rutin lainnya," katanya. Menurut Presiden, meski ada perubahan dalam waktu yang cepat terutama karena adanya lonjakan harga minyak dunia, APBN harus tetap bisa menstimulasi pertumbuhan, membiayai tugas-tugas umum pemerintahan dan menyediakan alokasi dana untuk sosial safety nett. Hadir dalam rapat itu Wapres Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Boediono, Menko Polkam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri PU Djoko Kirmanto dan lain-lain.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008