Banda Aceh (ANTARA News) - RSUD Simeulue, Aceh, terpaksa merawat pasiennya di tenda darurat yang didirikan di halaman rumah sakit karena gedung yang selama ini ditempatinya retak akibat gempa 6,6 skala richter yang mengguncang wilayah tersebut, Rabu. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, Munardi, yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis, mengungkapkan bahwa layanan perawatan terhadap para korban gempa juga dilakukan di ruang UGD sementara yang didirikan di halaman RSUD Simeulue. "Kami terpaksa memberikan pelayanan darurat dibawah tenda dan lapangan terbuka di halaman rumah sakit karena sebagian besar bangunannya retak akibat guncangan gempa," katanya didampingi Kepala UGD RSUD Simeulue, Sarbaini. Ia menjelaskan, sejauh ini tercatat dua warga meninggal dunia dan delapan orang masih dalam perawatan di rumah sakit karena mengalami cidera berat dan ringan akibat terjatuh dan tertimpa bangunan saat gempa. "Dua orang dalam kondisi cidera berat. Sementara seorang lainnya telah di evakuasi ke Medan (Sumatera Utara) untuk perawatan lanjut atas permintaan pribadi," tambahnya. Ia menjelaskan, pasien korban gempa yang di evakuasi ke Medan itu bernama Suryadi, staf Palang Merah Norwegia karena luka serius di bagian kaki saat berlarian ketika gejala alam itu mengguncang Simeulue. "Sedangkan dua yang cidera berat dan hingga kini masih dalam perawatan kami, terjatuh dari atas bangunan yang sedang dikerjakan," tambahnya. Korban yang mengalami luka ringan puluhan orang, namun mereka sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapat pertolongan medis pada Rabu (20/2), ujar Munardi. Ia menjelaskan, masalah obat-obatan sejauh ini masih cukup untuk mengatasi masalah darurat pasca bencana di Simeulue.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008