Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis pagi, menguat karena pelaku berspekulasi membeli rupiah menjelang bank sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunganya untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang makin melambat.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.165/9.170 per dolar AS menguat dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.174/9.220 per dolar AS atau naik sembilan poin.
Direktur Retail Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rencana The Fed kembali menurunkan suku bunga Fed fund memicu pelaku berspekulasi membeli rupiah.
Namun spekulasi membeli rupiah relatif masih kecil, karena pelaku masih menunggu kepastian The Fed untuk menurunkan suku bunganya, katanya.
Rupiah, lanjut dia, diperkirakan akan dapat menembus level Rp9.100 per dolar AS, apabila The Fed menurunkan suku bunga Fed fund sebesar 50 basis poin dari 3 persen menjadi 2,5 persen.
Penurunan suku bunga The Fed memberikan sentimen positif yang cukup besar bagi pergerakan mata uang Indonesia itu, katanya.
Menurut dia, rupiah pada sore nanti cenderung menguat yang diperkirakan akan mendekati level Rp9.100 per dolar AS, karena sentimen positif terus mendukungnya ke arah sana.
"Kami optimis rupiah akan bisa mendekati level Rp9.100 per dolar AS, setelah beberapa hari lalu terkoreksi," ucapnya.
Ia mengatakan, pelaku pasar juga terpicu membeli rupiah, setelah penjualan surat utang negara (SUN) berhasil meraih dana sebesar Rp13 triliun.
Karena itu, peluang rupiah untuk naik lebih tinggi akan semakin besar, ujarnya.
Sementara itu, dolar AS di pasar global sedikit mengalami perubahan, karena pelaku masih khawatir dengan pertumbuhan negara tersebut.
Dolar AS terhadap yen menjadi 109,08 yen dan terhadap euro menjadi 1,4713, euro terhadap yen menjadi 159,04.
Pelaku pasar cenderung melakukan aksi short position, menjelang The Fed turunkan suku bunganya, kata Kostaman. (*)
Copyright © ANTARA 2008