Jakarta (ANTARA News) - Pakar politik dan peneliti dari LIPI, Dr Hermawan Sulistio, di Jakarta, Rabu, menyatakan kali ini Amerika Serikat bersikap benar, khususnya dalam kaitannya dengan memberikan pengakuan langsung atas deklarasi kemerdekaan rakyat Kosovo, lepas dari Serbia, "Kita mesti paham, bahwa Kosovo adalah isu 'ethno nationalism', bukan agama. Agama dipakai hanya sebagai instrumen perjuangan, bukan tujuan," jelas Hermawan Sulistio. Pengamat politik yang akrab disapa dengan Mr QQ ini menambakan, Amerika Serikat sangat memahami dengan perjuangan rakyat Kosovo itu. "Jadi sekali lagi, yang terjadi, agama dipakai sebagai instrumen perjuangan, bukan tujuan. Dan karenanya, sikap Amerika kali ini benar, dan sebaiknya Serbia lebih realistis," ujarnya. Sebagaimana berita sebelumnya, Deklarasi Kemerdekaan Rakyat Kosovo menjadi negara berdiri sendiri, lepas dari Serbia (hanya provinsi), diproklamasikan hari Minggu (17/2) lalu yang kemudian memicu reaksi berbeda-beda dari seluruh dunia. Amerika Serikat dan sebagian besar anggota Uni Eropa langsung memberi pengakuan, sementara negara-negara OKI menyusul. Indonesia Jangan Terlambat Bagi Hermawasan Sulistio, Kosovo sudah 'de facto'. "Cepat atau lambat, kita harus akui," tambahnya. Karena itu, lanjutnya, Indonesia sebaiknya ambil momentum sebelum 'telat'. "Percayalah, (sikap kita) tidak akan berpengaruh terhadap (keutuhan) NKRI, sejauh kita bisa adil untuk Papua dan provinsi lainnya di Nusantara," kata Hermawan Sulistio meyakinkan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008