New York (ANTARA News) - Setelah sempat melemah, harga minyak dunia kembali terdorong hingga menyentuh rekor 101 dolar AS per barel pada perdagangan Rabu, akibat kekhawatiran pasokan dan kekhawatiran terhadap ekonomi AS. Harga minyak mentah AS ditutup naik 74 sen menjadi 100,74 dolar AS per barel, setelah sempat menyentuh 101,32 dolar AS per barel. Angka ini hampir menyamai rekor tertinggi yang pernah terjadi, yaitu 101,70 dolar AS per barel yang terjadi pada April 1980 pasca Revolusi Iran. Sedangkan minyak jenis London Brent ditutup melunak 14 sen menjadi 98,42 dolar AS per barel. Ini juga memperpanjang tren kenaikan harga harga minyak setelah pada Selasa lalu(19/2) ditutup pada 100,10 dolar AS per barel akibat ekspektasi OPEC akan mempertahankan, atau bahkan menurunkan produksi mereka pada pertemuan bulan depan. Para analis memperkirakan aksi beli minyak mentah besar-besaran oleh hedge fund untuk mengamankan pasokan juga memicu harga, ditambah ketidakpastian pasokan dari anggota OPEC lainnya, Nigeria dan Venezuela. "Para pedagang masuk ke pasar minyak karena itu yang memicu inflasi dan aset ini juga bakal naik terus harganya," ungkap Rob Kurzatkowski, analis OptionXpress, kepada AFP. "Ini seperti ramalan yang menjadi kenyataan, orang-orang khawatir dengan inflasi sehingga menukar uangnya dengan minyak mentah yang malah menyebabkan inflasi merambat naik." Kenaikan harga konsumen di AS pada Januari menunjukkan tekanan inflasi yang tidak berkurang, meskipun memburuknya sektor perumahan telah menghambat laju ekonomi. Pada Januari, Indeks harga konsumen AS naik lebih tinggi dari proyeksi menjadi 0,4 persen dibanding bulan sebelumnya, atau 4,3 persen dari bulan yang sama tahun lalu. Sebuah polling pada beberapa analis yang dilakukan Reuters memperkirakan kenaikan cadangan minyak mentah AS sebesar 2,3 juta barel, dan cadangan bensin 1,1 juta barel hingga 15 Febuari. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008