Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memerkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II 2019 akan surplus tiga miliar dolar AS atau naik tipis dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar 2,4 miliar dolar AS.
Menurut Perry di Jakarta, Jumat, surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal II 2019 ditopang dengan meningkatnya aliran masuk modal asing yang terlihat di neraca transaksi modal dan finansial, serta perolehan cadangan devisa. Meskipun demikian, dalam komponen NPI, Perry mengakui untuk neraca transaksi berjalan di kuartal II 2019 kemungkinan akan terjadi kenaikan defisit dibandingkan kuartal I 2019.
"Anda bisa membandingkan kenaikan cadangan devisa (cadev) dari akhir Maret 2019 ke akhir Juni 2019. Itu menggambarkan," ujar dia.
Hingga akhir Juni 2019, jumlah cadangan devisa Indonesia sebesar 123,8 miliar dolar AS, atau naik 3,5 miliar dolar AS dibanding Mei 2019 yang sebesar 120,3 miliar dolar AS. Kenaikan itu bersumber dari penerimaan migas, valas, dan juga realisasi penarikan utang oleh pemerintah.
Sementara untuk neraca transaksi berjalan, Perry menyebut besaran defisitnya tidak akan melebihi dari tiga persen Produk Domestik Bruto (PDB). Di kuartal I 2019, defisit transaksi berjalan sebesar 2,6 persen PDB atau sekitar tujuh miliar dolar AS.
"Secara persisnya angka defisit transaksi berjalan menunggu angka-angka neraca perdagangan di Juni. Kami tunggu BPS (Badan Pusat Statistik) untuk melihat persisnya angka defisit transaksi berjalan seperti apa tapi perkiraan kami tidak akan lebih tinggi dari tiga persen PDB, atau lebih rendah dari PDB," ujarnya.
Baca juga: Akhir Juni cadangan devisa 123,8 miliar dolar AS
Baca juga: BI perkirakan neraca pembayaran triwulan IV-2018 surplus 5 miliar dolar
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019