Jakarta (ANTARA News) - Bank BRI pada tahun 2008 mengalokasikan dana Rp8,7 triliun untuk pengadaan pangan melalui program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Managing Director BRI, Asmawi Syam, di Surabaya, Rabu, mengatakan KKPE tersebut untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan perikanan. "Kredit ini meliputi usaha on farm (produksi) hingga off farm (pasca panen)," katanya disela sosialisasi pengadaan gabah/beras dalam negeri 2008 oleh Perum Bulog. Sosialisasi yang dilakukan Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar tersebut diikuti Kadivre Bulog Jatim, NTB dan Bali serta mitra kerja Bulog, organisasi tani seperti HKTI dan KTNA. Menurut dia dari pagu KKPE 2008 yang disediakan BRI tersebut untuk tanaman pangan sebesar Rp1,7 triliun meliputi padi, jagung dan kedelai. Untuk peternakan sapi perah, sapi potong dan unggas seperti ayam ras, buras dan itik sebesar Rp1,8 triliun. Sedangkan perkebunan untuk komoditas tebu Rp1,3 triliun, hortikultura terdiri bawang merah, cabe, bawang putih dan kentang Rp1,1 triliun dan perikanan Rp1 triliun. Selain itu juga untuk penanganan pascapanen padi, jagung dan kedelai Rp124 miliar. "Alokasi KKPE 2008 ini diperuntukkan mulai Musim Tanam (MT) yang akan berawal Maret 2008," katanya. Asmawi mengatakan, KKPE yang disediakan BRI tahun ini meningkat dua kali lipat dari tahun 2007 sebesar Rp4,4 triliun. Sementara itu untuk alokasi yang disediakan khusus untuk Perum Bulog, pada 2007 mencapai Rp3,3 triliun dan terealisasi sepenuhnya. Menanggapi kredit yang disediakan perbankan tersebut Dirut Perum Bulog, Mustafa Abubakar mengatakan agar bank mendukung BUMN tersebut dalam pengadaan beras dalam negeri. Menurut dia, suku bunga untuk harusnya 1 hingga 1,5 persen di atas JIBOR (Jakarta Interchange Bank Over Rate). Saat ini bank masih memberlakukan suku bunga untuk Bulog sebesar 2 persen di atas JIBOR. Terkait pengadaan gabah/beras 2008 hingga bulan Maret, Mustafa mengatakan pihaknya telah mengeluarkan Rp1,7 triliun yang berasal dari pendanaan BRI, Mandiri dan Bukopin.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008