Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) memproyeksikan ekspor keramik nasional naik mencapai 315 juta dolar AS tahun ini menyusul meningkatnya permintaan dari Uni Eropa "Kalau tidak ada masalah yang besar, permintaan ekspor keramik naik, bisa mencapai 315 juta dolar AS tahun ini," kata Ketua Umum Asaki Achmad Wijaya di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan pertumbuhan nilai tukar mata uang Eropa (Euro) yang terus membaik menyebabkan permintaan keramik dari kawasan tersebut terus meningkat. Selain itu, nilai tukar rupiah yang masih berada di atas Rp9.000 per dolar AS, lanjut dia, mendorong para produsen keramik menggenjot pasar ekspor untuk mendapatkan kinerja penjualan yang bagus. Tahun lalu, ekspor keramik tahun lalu mencapai sekitar 215 juta dolar AS, dan pada 2006 hanya sekitar 115 juta dolar AS, Nilai ekspor keramik yang rendah pada 2006 tersebut, kata Achmad, terkait masalah kelangkaan pasokan gas untuk pembakaran keramik, sehingga banyak produsen memangkas produksi mereka. Saat ini, lanjut dia, pasokan gas untuk industri keramik relatif stabil. "PGN (Perusahaan Gas Negara) telah menyalurkan gas sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan," katanya. Achmad mengatakan membaiknya pasokan gas terjadi sejak Oktober 2007. PGN memasok gas sesuai permintaan dan kebutuhan industri keramik nasional sebesar 107 mmscfd (juta kaki kubik per hari) dengan tekanan enam bar. "Mudah-mudahan tidak terjadi masalah lagi, setelah selama 4-5 bulan ini pasokan berjalan baik," katanya. Proyeksi ekspor keramik sebesar 315 juta dolar AS tersebut mendekati target Asaki yang memproyeksikan ekspor keramik pada 2010 mencapai 320 juta dolar AS. Pada 2010 Asaki memproyeksikan ekspor keramik lantai (tiles) akan menyumbang ekspor sebesar 175 juta dolar AS, keramik sanitary sebesar 36 juta dolar AS, dan keramik peralatan rumah tangga sebesar 107 juta dolar AS. Achmad Wijaya optimis proyeksi ekspor Asaki tahun ini akan tercapai seiring membaiknya pasokan gas, dan masuknya sejumlah tambahan investasi keramik, seperti yang dilakukan Royal Doulton yang menambah investasi sebesar 100 juta dolar AS untuk penambahan kapasitas produksi menjadi 22,5 juta produk keramik rumah tangga.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008