Medan (ANTARA News) - Harga ekspor karet SIR 20 terus naik hingga mencapai 2,78 dolar AS per kg pada pembukaan di pasar bursa hari Rabu (20/2) akibat pasokan yang bertambah ketat menyusul musim trek atau gugur daun di negara produsen.
"Sejak pekan lalu sudah terjadi tiga kali kenaikan. Dari hari Rabu lalu yang masih 2,68 dolar AS per kg, lalu naik pada Jumat menjadi 2,72 dolar AS dan naik lagi sejak Selasa (19/2) menjadi 2,76 dolar AS dan hari ini 20 Februari 2,78 dolar.AS," kata Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Fauzi Hasballah, di Medan, Rabu.
Kenaikan harga dipicu pasokan yang semakin ketat di tengah permintaan yang tinggi menyusul kebutuhan yang meningkat dan bertahan mahalnya harga minyak mentah.
"Harga karet yang terus naik itu juga langsung mempengaruhi harga Bokar (bahan olah karet). Di Sumut, harga Bokar mulai Senin (18/2) ini sudah naik lagi Rp300 per kg atau menjadi Rp22.200 hingga Rp22.500 per kg dari Rp21.900 - Rp Rp22.200 per kg sebelumnya .
Harga ekspor diduga terus menguat karena pasokan dari negara produsen diprediksi semakin ketat khususnya dari Indonesia yang memasuki musim trek.
Di Sumut yang menjadi salah satu sentra karet terbesar di Indonesia musim trek berlangsung mulai Februari hingga Juni.
Harga karet itu terus bergerak naik sejak akhir tahun lalu. Dari pertengahan Desember 2007 yang sebesar 2,47 dolar AS per kg, terus naik menjadi 2, 59 dolar As pada akhir Januari 2008 dan naik lagi menjadi 2,78 dolar AS per kg pada pekan ini.
"Harga Bokar yang mencapai Rp21.900 hingga Rp22.200 per kg itu juga merupakan harga tertinggi dibdaningkan harga tahun lalu yang rata-rata masih Rp18 ribuan per kg," katanya.
Meski permintaan dan harga jual naik, Fauzi tidak berani memprediksi adanya lonjakan volume ekspor.
Volume ekspor Sumut tergantung juga dari pasokan daerah lain seperti Jambi dan Riau.
Dia memberi contoh, pada tahun 2007 volume ekspor karet itu mengalami penurunan hingga 1,23 persen akibat pasokan yang berkurang dari Jamb, Riau dan termasuk Bengkulu.
Tahun lalu, ekspor karet tinggal 506.036, 05 ton dari tahun 2006 yang sempat 512.267,63 ton.
Namun, Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sumut, Fitra Kurnia, menyebutkan berdasarkan Surat Keterangan Asal yang dikeluarkan Disperindag, pada Januari 2008, ekspor karet Sumut mengalami kenaikan dibandingkan periode sama sebelumnya.
Januari 2008, ekspor karet Sumut mencapai 20.576 ton senilai 48,639 juta dolar AS dari Janauri 2007 yang masih 17.234 ton dengan devisa 29, 075 juta dolar AS.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008