Beliau sendiri dalam salah satu tulisanya mengaku sebagai 'MuhammadiNUKarSemarang (ANTARA) - Ketua Pimpinan Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Tafsir mengenang almarhum Profesor (emeritus) Abu Suud sebagai sosok dengan pikiran terbuka dan memiliki pergaulan luas lintas iman.
"Beliau salah seorang pimpinan Muhammadiyah dengan wawasan dan pergaulan yang luas, baik di dalam maupun di luar Muhammadiyah," katanya ketika dihubungi di Semarang, Jumat.
Tafsir diminta tanggapannya atas berpulangnya Abu Suud di Semarang, Kamis (4/7) malam, di RSUP Dr Kariadi Semarang dalam usia 81 tahun.
Menurut rencana, jenazah mantan Ketua PW Muhammadiyah, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang, dan guru besar Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang tersebut akan dikebumikan di Makam Chusnul Khatimah Gunungpati, Semarang, Jumat.
Tafsir menyatakan di tengah kesibukannya sebagai Ketua PWM Jateng (2000-2005) dan dosen Unnes, Abu Suud, kelahiran Tegal pada 27 Juli 1938 tersebut, juga aktif menulis di media massa dan mengisi ceramah di berbagai tempat.
"Beliau sendiri dalam salah satu tulisanya mengaku sebagai 'MuhammadiNUKar'," kenang Tafsir yang juga dosen di UIN Walisongo Semarang itu.
Yang dimaksud "MuhammadiNuKar" oleh Abu Suud, menurut Tafsir, adalah sebagai Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), sekaligus Golkar.
Selain menjalin hubungan luas dengan berbagai ormas Islam lain, menurut Tafsir, "Beliau juga bergaul dengan sangat baik dengan tokoh-tokoh non- Muslim."
Bagi Tafsir, sumbangan Abu Suud terhadap Muhammadiyah juga monumental, misalnya, membangun Gedung PW Muhammadiyah di Kota Semarang serta memajukan Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).
"Karya ilmiah, tulisan, dan buku-buku yang ditulis almarhum juga mencerahkan kita semua," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah ajak umat jangan jadikan masjid tempat kemudaratan
Baca juga: Apel akbar Kokam DIY-Jateng-Jatim tunjukkan komitmen terhadap NKRI
Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019